Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan kabar tersebut. Pihaknya menjelaskan, gempa pada kedalaman 10 kilometer menghantam sekitar 43 kilometer dari Kangding di Provinsi Sichuan. Otoritas belum mengungkap adanya korban dari bencana itu.
Getaran terasa hingga ke kota-kota terdekat seperti Chengdu dan Chongqing. Gempa bahkan dikabarkan mengguncang bangunan di Chengdu.
Kota tersebut tengah menghadapi lockdown COVID-19. Alhasil, jutaan penduduk terjebak di rumah mereka.
"Saya merasakannya dengan sangat kuat," ujar seorang warga Chengdu bermarga Chen, dikutip dari AFP, Senin (5/9).
"Beberapa tetangga saya di lantai dasar mengatakan mereka merasakannya dengan sangat jelas," lanjut dia.
Seorang penduduk Chongqing mengatakan, gempa membuat lampu dan perabotan apartemennya di lantai lima berayun-ayun. Pihak berwenang lantas mengerahkan lebih dari 500 personel ke pusat gempa.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat takut, tetapi [gempa] sepertinya tidak mengganggu orang di sini," sambungnya.
Media lokal mencatat gempa susulan di daerah terdekat. USGS mengatakan, gempa berkekuatan 4,6 magnitudo melanda Tibet kurang dari sejam setelah gempa awal.
Gempa bumi kerap terjadi di wilayah barat daya China. Sebab, daerah tersebut aktif secara seismik. Pada 2008, gempa berkekuatan 8 magnitudo menewaskan puluhan ribu orang di Wenchuan, Sichuan.
Bencana itu kembali singgah di Chengdu pada Juni. Dua gempa bumi menewaskan sedikitnya empat orang dan mencederai puluhan lainnya di wilayah berpenduduk 21 juta orang tersebut.
Wilayah barat daya juga sedang mengalami musim panas dengan cuaca ekstrem. Gelombang panas yang memecahkan rekor telah mengeringkan sungai-sungai di Chongqing.