Gempa Cianjur: Tim SAR Temukan Rombongan Jenazah Guru TK di Cugenang

25 November 2022 20:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah alat berat membuka akses jalan dari longsor akibat gempa di Jalan Kabupaten ruas Cugenang-Salahuni, Kamis (24/11). Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah alat berat membuka akses jalan dari longsor akibat gempa di Jalan Kabupaten ruas Cugenang-Salahuni, Kamis (24/11). Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Tim SAR gabungan terus berusaha untuk mencari korban yang tertimpa longsor akibat gempa bumi di Cianjur, Senin (21/11) lalu.
ADVERTISEMENT
Hari ini, tim SAR gabungan berhasil menemukan 17 jenazah yang di antaranya adalah rombongan guru TK.
“Terkait guru TK, itu sudah kita dapatkan, di antara 9 korban yang ditemukan, yang baru bisa diidentifikasi baru 6,” ungkap anggota Basarnas dalam keterangan pers di Pendopo Bupati Cianjur pada Jumat (25/11).
Sebelumnya, BNPB merilis data jumlah korban yang masih hilang. Dari 39 orang yang hilang, sebelumnya disebutkan bahwa 32 korban adalah masyarakat di kecamatan Cugenang dan tujuh sisanya adalah rombongan yang melintas.
Tim evakuasi menuruni tebing tinggi sisa longsor untuk evakuasi korban di dalam mobil yang tertimbun longsor di Cugenang, Jumat (25/11). Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Namun, saat dievakuasi, Basarnas menemukan bahwa rombongan tersebut berjumlah sembilan orang. Basarnas menyebut, hingga kini masih dilakukan proses evakuasi terhadap korban lainnya.
“Tadi jam 16.00 masih ada dan saat ini masih dilakukan pantauan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rombongan guru TK tersebut ditemukan dengan jarak 300 meter dari lokasi awal tergerus longsoran. Rombongan tersebut menjadi korban meninggal dunia karena tertimbun longsoran dari tebing Palalangon di Kampung Cibeureum, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Basarnas menyebut, proses evakuasi sejauh ini masih dilakukan secara manual. Sebab, alat berat belum bisa diturunkan mengingat kondisi cuaca dan medan yang belum memungkinkan.
“Alat berat belum bisa masuk karena tanahnya masih labil,” pungkas dia.