Gempa Dahsyat Turki Bisa Terjadi di Indonesia, Ini Penjelasan BMKG

23 Februari 2023 19:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Foto: BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Foto: BMKG
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan penyebab gempa dahsyat di Turki pada 6 Februari 2023 disebabkan pergerakan geser mendatar atau straight slip dari sesar aktif. Kondisi ini menjadi peringatan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini diketahui usai BMKG menggelar diskusi bersama peneliti dari Survei Geologi Amerika Serikat (United States Geological Survey), Hokkaido University, ITB, Cambridge University, dan BRIN.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan di Indonesia ada beberapa sesar geser seperti di Turki. Maka itu perlu kajian komprehensif untuk dilakukan mitigasi.
"Misal ini yang mirip di Turki, yaitu sesar besar Sumatera kemudian sesar Palu-Koro dan Sesar Matano di Sulawesi, Sesar Cimandiri itu di Jabar, Sesar Opak di DIY, Sesar Gorontalo di Gorontalo, Sesar Sorong di Sorong, Sesar Tarera Aiduna di Selat Kaimana Selatan, dan Sesar Yapen di timur kepala burung (Papua), dan masih banyak sesar lain yang dipandang ada kemiripan dengan sesar yang ada di Turki," kata Dwikorita saat konferensi pers usai diskusi di Jakarta, Kamis (23/2).
ADVERTISEMENT
Seorang pria berdiri di depan bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di Osmaniye, Turki, Senin (6/2/2023). Foto: Dilara Senkaya/REUTERS
Dwikorita menjelaskan gempa berkekuatan 7,8 magnitudo di Turki memecahkan seluruh segmen Sesar Anatolia Timur. Patahan ini sepanjang 300 kilometer. Gempa itu juga memicu gempa 7,5 magnitudo dan 6,0 magnitudo di sesar lain yang ada di sebelah baratnya.
Kondisi itu, kata Dwikorita, membuat zona kerusakan akibat gempa Turki meluas.
"Karakteristik zona sesar utama yang dikelilingi oleh sesar lainnya banyak terdapat di Indonesia seperti di zona Sesar Cimandiri, Sesar Semangko, Sesar Palu-Koro, Sesar Aceh-Seulimeum, serta Sesar Kawa, dan lain-lain," kata Dwikorita.

Belajar dari Turki

Maka dari itu Indonesia harus belajar dari gempa di Turki yang menewaskan lebih 47 ribu orang. Sejumlah langkah mitigasi perlu dilakukan untuk meminimalisasi jumlah korban jiwa maupun dampak kerusakan akibat gempa.
ADVERTISEMENT
Berikut 7 poin penguatan sistem gempa bumi yang disampaikan BMKG sebagai bentuk mitigasi: