Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Gempa Guncang Mentawai: 6,1 M Diikuti Gempa Susulan; 200 Warga Mengungsi
12 September 2022 6:02 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, diguncang dua gempa besar pada Minggu (11/9) pagi.
ADVERTISEMENT
Gempa pertama berkekuatan 6,2 magnitudo. Namun tidak lama, muncul gempa berkekuatan 5,3 magnitudo.
Gempa susulan berada di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Waktunya hanya selang 1 jam setelah gempa pertama, yakni pukul 07.10 WIB.
“Hingga pukul 07.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 (satu) aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 5,3,” kata Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
200 Warga Mengungsi, 1 Luka, Sekolah Rusak
Getaran gempa dirasakan kuat selama 5 detik di Tuapejat dan 10 detik di Kota Padang. Guncangan memicu kepanikan warga. Mereka berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Beberapa warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini telah melakukan evakuasi mandiri ke lokasi pengungsian.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi, mengatakan warga di tujuh dusun di Desa Simalegi dan warga di tiga dusun di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat kembali mengungsi ke perbukitan yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
“Kondisi dan jumlah warga yang mengungsi sama seperti kejadian gempa bumi M 6.4 pada tanggal 28 Agustus 2022 kemarin,” jelas Novriadi dalam keterangan tertulis.
Novriadi juga melaporkan, ada kurang lebih 200 orang warga Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara yang turut mengungsi ke daerah yang lebih tinggi dan aman.
“Kurang dari 200 warga Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara juga mengungsi,” ungkap Novriadi.
Warga Luka Tertimpa Kayu di Rumah
Novriadi mengatakan, ada seorang warga Desa Betaet yang mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa kayu yang berada di rumahnya. Usai kejadian itu, ia langsung mendapatkan pertolongan dari Puskesmas setempat.
"Seorang warga Betaet terluka di kepala terkena kayu di rumahnya saat hendak lari keluar rumah. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas setempat,” jelas Novriadi.
ADVERTISEMENT
Selain korban luka, gempa bumi di Mentawai juga mengakibatkan sejumlah kerusakan di salah satu sekolah menengah pertama dan juga sebuah puskesmas. Kerusakan tersebut berupa dinding yang retak dan keramik yang terkelupas.
“Kerusakan di bagian dinding gedung sekolah SMP Negeri Sagulubbek dan keramik dinding Puskesmas Betaet terkelupas,” kata Novriadi.
Analisis Gempa
Gempa di Mentawai merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona Megathrust Mentawai – Siberut.
Gempa ini dirasakan sampai ke daerah Siberut Utara, Sagulubeg, Siberut Barat, Sikabaluan, daerah Padang, Padang Panjang, Painan, hingga Pasaman Barat. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata BMKG.
BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
ADVERTISEMENT
BMKG juga mengimbau untuk memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Imbauan BNPB
ADVERTISEMENT
BNPB memberikan imbauan kepada masyarakat Sumatera Barat, khususnya Kepulauan Mentawai, agar tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi susulan.
Peringatan gempa bumi dapat diperoleh dengan memanfaatkan benda-benda yang mudah dijumpai di rumah. Seperti menyusun kaleng secara bertingkat yang dapat menjadi ‘alarm’ apabila terjadi gempa bumi.
Selain itu, pastikan juga jalur evakuasi keluar rumah tidak terhalangi benda besar seperti lemari, meja, atau kulkas.
“Khususnya bagi masyarakat pesisir, jika gempa bumi dirasakan lebih dari 30 detik, maka diharapkan untuk segera menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, BNPB meminta agar warga melaporkan ke BPBD setempat bila rumahnya rusak akibat gempa.