Gempa Mentawai Dipicu Aktivitas di Lempeng Megathrust

21 April 2017 14:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gempa di Mentawai (Foto: Dok. BMKG)
zoom-in-whitePerbesar
Gempa di Mentawai (Foto: Dok. BMKG)
Gempa bumi terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa berkekuatan 5,1 magnitudo dengan episenter terletak pada koordinat 2,12 LS dan 99,61 BT, tepatnya di daratan Pulau Sipora, Kepulauan Mentawai pada kedalaman 42 kilometer (updated parameter).
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan pers, Jumat (21/4) menyampaikan dampak gempabumi yang didasarkan peta tingkat guncangan BMKG menunjukkan wilayah terdampak gempabumi pada skala intensitas II SIG BMKG atau III-IV MMI mencakup Pulau Sipora, Pulau Siruamata, Pulau Masokut, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Siberut bagian selatan.
"Di wilayah ini dilaporkan seluruh warga merasakan guncangan kuat dan banyak warga berlarian ke luar rumah untuk menyelamatkan diri," jelas Daryono.
Berdasarkan laporan sementara, di Padang dan Pariaman guncangan lemah dirasakan pada skala intensitas I SIG BMKG (II MMI).
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di lajur Zona megathrust, yaitu lajur penunjaman lempeng yang masih dangkal.
ADVERTISEMENT
"Karena kedalamannya yang dangkal, maka wajar jika guncangan gempabumi ini dirasakan cukup kuat di Kepulauan Mentawai dan sekitarnya," beber Daryono.
"Patut kita syukuri bahwa meskipun gempabumi memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) akan tetapi hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami. Untuk itu masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab," tutup dia.