Gencatan Senjata Disepakati di Gaza, Israel dan Hamas Akan Tukar Sandera

22 November 2023 9:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
Warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara bergerak ke selatan, setelah pasukan Israel mendekat ke daerah kantong tersebut, di Jalur Gaza tengah, Jumat (10/11/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina yang melarikan diri dari Gaza utara bergerak ke selatan, setelah pasukan Israel mendekat ke daerah kantong tersebut, di Jalur Gaza tengah, Jumat (10/11/2023). Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kabar baik muncul di tengah pertempuran yang berkecamuk antara Israel dan Hamas. Kabinet Israel pada Selasa (21/11) telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza selama empat hari untuk membebaskan para tahanan dan sandera dari masing-masing pihak.
ADVERTISEMENT
Apabila kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar ini diimplementasikan — maka ini akan menjadi terobosan diplomatik terbesar dan jeda besar pertama sejak pertempuran dimulai.
Dikutip dari Axios, setelah menghabiskan lebih dari lima jam diskusi dengan para anggota kabinet kemarin, akhirnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi persetujuan gencatan senjata tersebut.
Namun, dia menegaskan bahwa gencatan senjata itu bukan berarti perang berakhir.
Perang, kata Netanyahu, akan terus berlanjut setelah jeda gencatan senjata selesai, hingga Hamas dihancurkan, seluruh sandera Israel dibebaskan, dan tidak ada seorang pun di Gaza yang dapat mengancam Israel.
Selain itu, Netanyahu juga mengapresiasi sekutu dekatnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, atas bantuannya selama beberapa hari terakhir dalam merampungkan kesepakatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan papan bergambar Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, pada aksi dukung Palestina, di London, Inggris, Sabtu (21/10/2023). Foto: Hannah McKay/REUTERS
"Kesepakatan itu telah diperbaiki sehingga mencakup lebih banyak sandera dengan biaya yang lebih rendah. Presiden Biden membantu dan saya berterima kasih kepadanya untuk itu," pungkasnya.
Adapun kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama, Hamas diharapkan membebaskan sekitar 50 wanita dan anak-anak Israel yang disandera di Gaza.
Sebaliknya, Israel diharapkan membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina — yang sebagian anak-anak dan wanita. Semua ini perlu dilaksanakan dalam kurun waktu jeda empat hari.
Pada tahap kedua, Hamas diperbolehkan membebaskan puluhan anak-anak, wanita, dan lansia sebagai imbalan bagi Israel untuk memperpanjang durasi gencatan senjata selama beberapa hari.
Terlepas dari pembebasan tahanan dan sandera, kesepakatan yang disetujui kabinet Israel juga mengizinkan masuknya sekitar 300 truk berisi bantuan kemanusiaan per hari ke Gaza melalui Mesir.
ADVERTISEMENT
Menurut pejabat Israel, pasokan tambahan untuk bahan bakar dan obat-obatan juga bakal diizinkan masuk selama empat hari gencatan senjata berlangsung.
Berdasarkan pernyataan pemerintah Israel dan Hamas, berikut adalah poin-poin penting dari kesepakatan gencatan senjata tersebut:
ADVERTISEMENT