Gencatan Senjata Gaza Sudah di Depan Mata

14 Januari 2025 10:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangunan-bangunan yang hancur di Beit Hanoun di Jalur Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Israel selatan, Selasa (7/1/2025). Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan-bangunan yang hancur di Beit Hanoun di Jalur Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Israel selatan, Selasa (7/1/2025). Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan gencatan senjata demi mengakhiri perang di Gaza sudah di depan mata. Pada Selasa (14/1) ini negosiator krisis akan bertemu di Doha demi membahas finalisasi kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (13/1) kemarin, negosiator krisis sudah memberikan rancangan final gencatan senjata kepada Israel dan Hamas. Sumber kantor berita Reuters mengungkap bahwa negosiasi terkait krisis Gaza mengalami terobosan besar.
“Kesepakatan ini akan membebaskan para sandera, menghentikan pertempuran, memberikan keamanan kepada Israel dan memungkinkan kita untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan secara signifikan kepada warga Palestina yang sangat menderita dalam perang yang dimulai oleh Hamas ini,” kata Biden seperti dikutip dari Reuters.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Foto: Roberto SCHMIDT/AFP
Pada kesempatan terpisah penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, mengamini pernyataan Biden perihal titik terang kesepakatan gencatan senjata.
"Saya pikir ada peluang bagus kita bisa menutup ini, para pihak berada di ambang untuk bisa menutup kesepakatan ini," kata penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan.
ADVERTISEMENT
Adapun Menlu AS Antony Blinken mengatakan kesepakatan gencatan senjata kini berada di tangan Hamas. Selama perang Gaza berlangsung setahun lebih AS bersama Qatar dan Mesir adalah negosiator krisis.
Ilustrasi pasukan Hamas. Foto: Shutterstock
Hamas lewat pernyataan singkatnya memastikan keinginan mereka untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
"Negosiasi atas beberapa isu inti mengalami kemajuan dan kami sedang berupaya untuk segera menyelesaikan apa yang tersisa," kata seorang pejabat Hamas yang namanya dirahasiakan.
Serupa dengan AS dan Hamas, Israel mengakui negosiasi gencatan senjata sudah semakin dekat dengan kesepakatan.
“Ada kemajuan, terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya ingin berterima kasih kepada teman-teman Amerika kami atas upaya besar yang mereka investasikan untuk mengamankan kesepakatan terkait penyanderaan,” ucap Menlu Israel Gideon Saar.
ADVERTISEMENT
Seorang anggota militer Israel mengatur bendera Israel saat kendaraan lapis baja diatur dalam formasi, di tengah permusuhan lintas batas antara Hizbullah dan Israel, di Israel utara, Senin (30/9/2024). Foto: Gil Eliyahu/REUTERS
Perang Gaza pecah sejak 2023 lalu. Serangan Hamas, yang dipakai Israel sebagai justifikasi menyerang Gaza, menewaskan 1.200 warga di Israel.
Hamas kemudian menyandera 250 warga Israel. Negosiator krisis mengakui perundingan sandera menjadi faktor lamanya kesepakatan mengenai gencatan senjata tercapai.
Sedangkan, serangan Israel ke Gaza menewaskan 46 ribu orang. Sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Serangan Israel juga membuat separuh Gaza hancur lebur. Kantor HAM PBB menyatakan aksi Israel adalah genosida.