Geng Sekolah dan Catatan Kelam Tawuran di Jakarta

14 Oktober 2022 9:57 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 28 Februari 2024 15:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi kejadian tawuran dua kelompok di Manggarai, Jakarta Selatan.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi kejadian tawuran dua kelompok di Manggarai, Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Belum ada yang bisa memastikan kapan awal terjadinya tawuran di Ibu Kota. Namun, jika merujuk pada pemberitaan media kala itu, tawuran di Jakarta pertama kali terjadi pada 29 Juni 1968. Harian Kompas mencatatnya dalam artikel berjudul “Bentrokan Peladjar Berdarah”.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Harian Kompas, tawuran itu dilakukan oleh para pelajar dengan tangan kosong. Kalau ada senjata, itu pun hanya berupa tongkat, bukan senjata tajam.
Meski begitu, semua mulai berubah sejak tahun 1990-an. Para pelaku tawuran mulai marak menggunakan senjata tajam. Bahkan, dalam beberapa aksi tawuran kala itu, ada juga penggunaan senjata pelontar rakitan yang dapat menembakkan paku atau yang biasa disebut sebagai ‘dorlop’.
Lantas, bagaimana sebetulnya garis waktu tawuran di Jakarta?
Infografik Data Tawuran di DKI Jakarta Foto: kumparan

Geng di Jakarta

Dalam sebuah jurnal berjudul 'Atas Nama Tradisi: Membentuk Solidaritas dan Mekanisme Tawuran Geng Sekolah di Jakarta Selatan' (2022), Rakryan Mahatma memulai analisisnya dengan melihat keberadaan geng-geng di Jakarta.
Menurut Rkaryan, geng inilah yang jadi salah satu faktor yang memicu terjadinya kekerasan. Keberadaan geng ini juga tak lepas dari sulitnya perekonomian di era orde baru.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1970-an, ada sekitar 30 geng di Jakarta Selatan. Mereka menawarkan jasa keamanan hingga jasa penagihan utang. Salah satu geng menakutkan di Jakarta adalah Siliwangi Boys Club (SBC), yang memiliki akses ke senjata api karena afiliasinya dengan militer.
Nah, setelah Orde Baru runtuh, geng yang dahulu berpihak kepada Orde Baru tidak memiliki sebuah tempat yang aman. Konflik perebutan wilayah dan kekuasaan pun terjadi antarormas. Hal ini juga terjadi di dunia pendidikan dengan maraknya pelajar yang tawuran.

Tawuran dan Geng Sekolah di Jakarta

Jika tawuran antarormas terkait dengan kekuasaan, tawuran yang terjadi antarpelajar terjadi karena persaingan identitas dan pengakuan.
Rakryan dalam jurnalnya melihat bahwa persaingan identitas itu sudah mendaging dalam sebuah geng sekolah sejak tahun 1988 lalu. Salah satu yang terkenal adalah geng bernama Boedoet. Julukan ini merujuk bagi SMAN 1 Jakarta.
ADVERTISEMENT
Nama-nama geng sekolah-sekolah di Jakarta dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Dari sekian banyak tawuran di Jakarta, peristiwa tawuran antar SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta cukup menyita perhatian publik. Tawuran antar 2 sekolah ini sempat menyebabkan 1 orang tewas di Bulungan, Jakarta Selatan, pada 2012 lalu.
Sebelumnya, SMAN 70 Jakarta merupakan gabungan dari dua sekolah yang kerap berkelahi, yakni SMAN 9 dan SMAN 11. Kala itu, pemerintah justru mengambil kebijakan untuk menggabungkan kedua sekolah ini pada tahun 1981. Harapannya, penggabungan itu bisa jadi upaya untuk mengakhiri tradisi tawuran yang sudah terbentuk.
Penggabungan kedua sekolah ini memang berhasil menghilangkan perkelahian yang dilakukan antar siswa dua sekolah itu. Namun, penggabungan itu ternyata tidak berhasil menghilangkan jiwa berkelahi pada siswa-siswa tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1987, para siswa SMAN 70 membentuk kelompok yang diberi nama Basis (Barisan Siswa Seventy). Mereka bahkan mendefinisikan siapa yang dianggap musuh. Mulai dari STM Penerbangan, STM Purnama, STM Boedoet, STM Bonjer, SMAN 46 dan SMAN 6 Jakarta.
Jarak SMAN 70 ke SMAN 6 Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, SMAN 6 Jakarta juga punya geng yang bernama Gorasix. Tiap siswa baru diwajibkan untuk menyapa para senior di geng tersebut.
Rakryan mencatat, SMAN 6 beberapa kali simulasi tawuran pada jam istirahat. Simulasi ini berupa perang air yang dilakukan dengan melempar botol plastik yang sudah diisi dengan air keran.
Di tahun 2016, bentrok antar 2 sekolah ini juga terjadi. Aksi itu justru dilakukan pada jam 02.00 dini hari. Akibatnya, 25 siswa dari kedua sekolah ini harus dikeluarkan. Banyak spekulasi yang muncul tentang tawuran itu, mulai dari latar belakang siswa, doktrin dendam hingga motif bisnis.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ini bukan berarti kedua sekolah tersebut tak pernah melakukan upaya damai. Pada tahun 2011, misalnya OSIS dari dua sekolah membacakan ikrar damai. Dua sekolah itu bahkan juga melakukan pertandingan basket di lapangan basket SMAN 70.

Aksi Tawuran di Kelurahan Manggarai

Aksi tawuran lainnya ialah tawuran yang terjadi di Kelurahan Manggarai. Bentrok antarwarga di Manggarai bahkan disebut sudah ada sejak tahun 1970-an silam dan terus ada hingga saat ini.
Sepanjang 2015 hingga 2017, tercatat ada 8 tawuran yang terjadi di Manggarai. Di tahun 2015, terdapat satu kejadian konflik tawuran pada tanggal 17 Agustus 2015 yang melibatkan 2 Rukun Warga (RW).
Lokasi kejadian tawuran dua kelompok di Manggarai, Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa
Dalam aksi tawuran itu, warga saling melempar batu, petasan dan benda-benda lainnya. Kejadian tersebut tidak memakan korban jiwa, tetapi enam warga RW 07 sesak nafas karena gas air mata. Tawuran ini dipicu karena adanya pengeroyokan dua orang warga.
ADVERTISEMENT
Tahun 2016, terdapat tiga kejadian tawuran, salah satunya terjadi pada 13 April 2016 yang dipicu oleh adanya penyiraman air keras pada dua orang warga Manggis oleh dua orang warga Sawo.
Tawuran terjadi karena warga Manggis tidak terima ada dua orang warganya disiram air keras, sehingga tawuran terjadi dengan aksi saling melempar batu.
Di Tahun 2017, terdapat empat aksi tawuran yang terjadi di Manggarai. Aksi itu justru terjadi tiga bulan berturut-turut sejak Januari hingga Maret.
Tawuran yang kerap terjadi berulang kali di Manggarai ini banyak disebabkan oleh hal sepele. Hal tersebut seperti saling ejek, lewat kampung musuh tidak permisi, rebutan pacar, rebutan penumpang ojek serta lahan parkir.
Reporter: Tri Vosa Ginting
ADVERTISEMENT