GeNose Alat Cepat Deteksi Corona dari UGM Dikomersialkan Akhir 2020

24 September 2020 18:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
zoom-in-whitePerbesar
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
ADVERTISEMENT
Alat GeNose atau Teknologi Pengendus COVID-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) terus berproses untuk dilempar ke pasaran.
ADVERTISEMENT
Diklaim mampu mendeteksi corona kurang dari 3 menit, alat ini diharapkan bisa dikomersialkan pada Desember 2020.
Saat ini, alat yang dikembangkan ahli lintas bidang ilmu UGM itu telah sampai pada tahap uji diagnostik atau uji klinis. Lalu, pada pada Oktober akan dilakukan pengujian fungsi dan kalibrasi serta pilot produksi. Pada November berlanjut proses izin edar dari Kemenkes.
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
"Pilot produksinya insyaallah pertengahan Oktober sampai November, sudah mulai mass production berdasarkan hasil dari kelayakan BPFH dan Alkes nanti. Izin edar dari Kemenkes kalau prosedur sudah didapatkan sehingga sudah bisa scale up produksi pada akhir 2020," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo Utomo, saat Zoom Live bersama Kemristek/BRIN, Kamis (24/9).
Teknologi GeNose oleh UGM. Foto: Dok. Istimewa
Lebih lanjut, Hargo menjelaskan sejauh ini sudah ada sejumlah rumah sakit telah menyatakan diri siap terlibat dalam pengujian diagnostik alat ini. Yakni RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito, RS Bhayangkara Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Magelang, RS Bhayangkara Jakarta, RSA UGM, RSUD Saiful Anwar Malang dan RSPAD Gatot Soebroto serta RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten.
ADVERTISEMENT
"Validasi dan kalibrasi alat ini, yang pertama-tama kami kerjakan di RS Polda DIY, di ruang isolasinya punya standar TSL juga dan di RS lapangan khusus COVID-19 di RS Bambanglipuro, Bantul. Ini adalah saat kami melakukan pelatihan kepada semua perawat untuk dapat mengoperasikan GeNose," ujarnya
"Dan ini akan menjadi standar untuk 9 RS lain kita laksanakan uji diagnostik," katanya.
Teknologi GeNose oleh UGM. Foto: Dok. Istimewa
Teknologi GeNose oleh UGM. Foto: Dok. Istimewa
Sejauh ini sudah ada 615 sampel napas dari 83 pasien. Dari jumlah tersebut ada 43 pasien yang terkonfirmasi positif corona, sementara 40 lainnya negatif.
"Dari 333 sampel napas yang terkonfirmasi positif COVID-19, 43 itu, 83 persennya asimtomatik. Artinya, 80 persen gejala asimtomatik sementara yang terkonfirmasi negatif atau tidak COVID-19, juga 81 persen asimtomatik," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan fakta tersebut menunjukkan alat ini mampu membedakan pasien yang positif maupun negatif walaupun pasien itu asimtomatik.
"Ini dari uji awal ini harapannya bisa divalidasi di uji diagnostik, moga-moga tetap betul akurasinya pada saat diperluas, diperlebar, yang insyaallah akan dimulai minggu depan atau dua minggu lagi," katanya.
Kampus UGM di Yogyakarta. Foto: Dwita Komala Santi
GeNose secara singkat adalah alat deteksi COVID lewat embusan napas. Napas dari seseorang akan ditampung dalam sebuah plastik di mana plastik tersebut akan diuji dengan sebuah mesin berbentuk kotak. Dari situlah akan diketahui kondisi orang yang bersangkutan.
"Setiap orang yang akan memeriksa tinggal tekan ke dalam katup ini dan meniup, setelah itu hasil napasnya nanti akan di-connect-kan kepada mesin sebagaimana yang ada di gambar, dari situlah kemudian nanti dianalisis," jelasnya.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona