GeNose Diklaim 96 Persen Akurat, 2.000 Sampel Napas Akan Diadu dengan Swab

24 September 2020 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
zoom-in-whitePerbesar
Alat deteksi COVID-19 lewat hembusan napas atau GeNose buatan UGM. Foto: UGM
ADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) tampak serius untuk mengomersilkan alat GeNose atau Teknologi Pengendus COVID-19. Selain mampu mendeteksi corona dalam 3 menit, saat paparan di Kemenristek BRIN alat ini disebut memiliki tingkat akurasi mencapai 96 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah kesimpulan dari hasil analisis profilling pertama, dari keempat software AI yang dikembangkan oleh Pak Kuwat (letua peneliti), di sini hasil profiilling paling stabil adalah dengan DN network dengan akurasinya 96 persen. Ini berguna sekali untuk mengamati bahwa pasien-pasien yang waktu diisolasi di rawat inap dari awal masuk sampai sembuh," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo utomo saat Zoom Live bersama Kemristek BRIN, Kamis (24/9).
Lanjutnya, saat ini mesin tersebut memang belum dipakai untuk monitoring langsung tapi pada screening dan diagnostik. Akan tetapi pada akhir tahun diharapkan alat ini bisa scale up komersil.
"Prinsipnya saat uji diagnostik akan ada 4 pos pengambilan, yang pertama adalah pos untuk informed consent, yang kedua nanti dia akan ditanya gejala klinisnya, pos kedua dia akan diambil sampel napasnya, pos ketiga diambil swabnya, pos keempat diambil sampel darahnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk melihat keakuratan GeNose, rencananya uji virus corona melalui napas ini akan dibandingkan dengan swab PCR atau metode usap. Targetnya ada 2.000 sampel yang diuji hingga akhir tahun.
"Yang akan kolaborasi adalah QI untuk melihat hasil akurasi sampel napas dibandingkan dengan sampel swab. Targetnya 1460 partisipan (relawan), minimal, kami targetkan sampai 2000 insyaallah, dengan 9 RS (melakukan uji diagnostik) kalau misalnya setiap hari RS melakukan pengambilan 20 sampel, seminggu 4 hari, maka insyaallah dalam 2 minggu selesai uji diagnostiknya," katanya.
GeNose ini juga sudah dipublikasi di clinicaltrans.com. sejauh ini sudah ada 6 mesin GeNose termasuk 1 mesin yang dipamerkan hari ini. Sementara 5 mesin lainnya berada di sejumlah rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakil Rektor UGM Paripurna Poerwoko Sugarda menegaskan bahwa upaya yang dilakukan ahli lintas bidang ilmu UGM adalah upaya untuk mengatasi pandemi. Selama bertugas, para ahli tak jarang merogoh kocek sendiri.
"Mereka adalah wakil dari sekian peneliti di UGM, saya kira di seluruh perguruan tinggi Indonesia, mereka mulai dengan kocek sendiri, lalu mengurangi uang jajan, sampai ada peringatan istri untuk tak keluar uang lagi, karena kami banyak dibantu pendanaan oleh BIN selama pandemi, kami dapat alat PCR dari BIN, saya hubungi BIN, oke, kerja sama BIN dengan RS Bhayangkara, Polri, tentu dengan bimbingan Kemenristekdikti," katanya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)