Genset Raksasa Disiapkan Guna Pulihkan Listrik Usai Gempa Donggala

29 September 2018 1:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Palu Terkini  (Foto: dok.ACT)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Palu Terkini (Foto: dok.ACT)
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Wiranto memastikan bahwa PLN baru bisa menghidupkan 2 gardu listrik dari total 7 gardu listrik utama yang berada di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Memang saat gempa dan tsunami menerjang, akses komunikasi dan jaringan listrik mati dan menyebabkan Kota Palu lumpuh total.
ADVERTISEMENT
Karena itu, salah satu tugas tim bantuan yang diberangkatkan ke Palu adalah memulihkan akses komunikasi dan aliran listrik kota.
"PLN segera akan memulihkan 7 gardu induk, sampai malam ini baru 2 gardu induk yang dihidupkan," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8) dini hari.
Ia menyebut, belum hidupnya 5 gardu induk lainnya karena terkendala teknis yang mengharuskan pengecekan ulang dari teknisi PLN. Namun, jika pada akhirnya 5 gardu induk tidak bisa dihidupkan, maka pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi dengan mendatangkan genset raksasa untuk mengaliri listrik satu kota.
"5 gardu belum berani dihidupkan sebelum ada pengecekan ulang, tapi kalau belum bisa masih ada langkah darurat yaitu genset raksasa bisa untuk menghandel kebutuhan listrik Kota Palu," tuturnya.
Konfrensi Pers Rapat Darurat Penanganan Gempa Donggala dan Tsunami Palu (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konfrensi Pers Rapat Darurat Penanganan Gempa Donggala dan Tsunami Palu (Foto: Dwi Herlambang/kumparan)
Khusus untuk akses komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga akan berupaya memulihkan dengan memperbaiki instalasi jaringan di Kota Palu.
ADVERTISEMENT
"Kemudian pemulihan instalasi yang dipakai masyarakat, sistem komunikasi seluler kita bawa perlengkapan insutrumen untuk kita perbaiki," kata Wiranto.
Hingga saat ini kendala komunikasi menjadi perhatian utama, sebab putusnya komunikasi menyulitkan koordinasi serta pendataan para korban terdampak gempa dan tsunami Palu.