Gerakan Nurani Bangsa Soroti Lembaga Survei: Harus Terbuka Biaya dan Sponsornya

10 Februari 2024 19:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Gerakan Nurani Bangsa (GNB) mendorong Pemilu yang mengedepankan etika dan nurani, di Grha Oikoumene, Sabtu (10/2/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Gerakan Nurani Bangsa (GNB) mendorong Pemilu yang mengedepankan etika dan nurani, di Grha Oikoumene, Sabtu (10/2/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menanggapi terkait hasil dari berbagai lembaga survei di Indonesia yang seolah mengarahkan dan membentuk opini agar memenangkan paslon tertentu.
ADVERTISEMENT
Mantan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang juga merupakan tokoh GNB, Komaruddin Hidayat, menilai keberadaan lembaga survei merupakan bagian dari demokratisasi.
Kendati begitu, lembaga survei itu ke depannya diharapkan lebih terbuka terkait metode, biaya, hingga sponsornya. Sehingga masyarakat bisa melihat secara objektif hasil survei tersebut.
"Survei ini bagian dari demokratisasi, punya hak melakukan kegiatan. Namun dengan catatan, ke depan itu diharapkan nanti harus terbuka dengan metode, biaya, dan sponsornya," ujarnya dalam konferensi pers GNB, di Grha Oikoumene, Sabtu (10/2).
Ia menyebut, hal tersebut juga dilakukan oleh lembaga survei di negara-negara maju. Menurutnya, survei-survei di negara maju sudah terbuka, mulai dari sponsornya hingga pemaparan komprehensif terkait metode yang digunakan.
"Belajar dari pengalaman negara-negara maju, itu surveinya terbuka, siapa sponsornya, metodenya dari A sampai Z, itu terbuka," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Komaruddin pun meminta hasil dari lembaga survei di Indonesia mestinya dapat ditinjau ulang.
"Makanya, kalau sekarang ini dianggap ada beberapa kelemahan-kelemahan, ini perlu dilakukan sebuah perubahan," kata Komaruddin.
"Dikhawatirkan, survei itu mesti punya agenda, sebab seorang yang memberikan sponsor itu, kan, punya target. Nah ini yang dikhawatirkan, survei itu bukannya bohong, tapi menutupi apa yang dia temukan. Jadi, catatan dari GNB survei-survei ke depan itu ditinjau ulang," pungkasnya.