Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Gerbang SD di Tasikmalaya Ditembok 3 Meter, Siswa Kesulitan Masuk Sekolah
4 September 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sejumlah Murid SDN 2 Tugu di Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya , Jawa barat kesulitan memasuki sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas diberlakukan, pada Rabu (1/9).
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan satu-satunya jalan menuju sekolah sudah dibangun benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depannya. Ditutupnya akses utama gerbang sekolah membuat orang tua dan siswa harus memutar arah lebih jauh menyusuri jalan kecil dan persawahan.
Menurut informasi yang dihimpun, pemilik lahan membuat benteng tembok lahan tersebut karena aktivitas pembelajaran tatap muka di sekolah ditutup selama pandemi. Sehingga ia merasa berwenang melakukan penutupan akses di sekolah dasar tersebut.
Hal itu kemudian dibenarkan oleh Kepala Sekolah SDN 2 Tugu Sri Mulyani. Ia menuturkan, awalnya pemilik lahan tidak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah.
"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, enggak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang. Nah, oleh pemilik lahan itu dibenteng 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," terang dia.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani mengatakan, permasalahan ini juga telah diketahui Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Dinas Pendidikan.
Bahkan, sempat ada pertemuan antara pemilik lahan, masyarakat sekitar, pihak sekolah dan dinas terkait setempat membahas berkaitan akses jalan sekolah ini.
Namun saat PTM terbatas diberlakukan, ternyata sekolah masih ditutup benteng tiga meter.
"Pihak sekolah sama sekali tak memiliki akses jalan masuk," imbuhnya.
Sri menambahkan, dengan ditutup akses sekolah itu, sebanyak 167 murid sekolah tersebut terpaksa harus melewati jalan belakang menyusuri jalan sawah dan lewat kuburan untuk bisa bersekolah saat PTM terbatas dibuka lagi.
"Ya Kalau sekarang, murid jalan kaki ke belakang, itu juga ada beberapa orang warga pemilik tanah yang baik hati dan memberikan akses jalan darurat. Jadi, murid sekarang sementara lewat sana dulu untuk bisa bersekolah," ungkap Sri.
ADVERTISEMENT
Sejumlah orang tua murid juga mengeluh, mereka menginginkan pintu gerbang sekolah dibuka kembali. Bahkan, beberapa dari mereka sampai jatuh ke selokan dan mengalami memar karena melewati jalan kecil belakang sekolah.
"Ya sebenarnya sama teman-teman juga ada jalan yang di depan bukan jalan kesini kemarin juga kan saya sempat jatuh ke selokan sampai memar memar jadi kita pengennya dibuka lagi," tutur orang tua murid, Nina, kepada kumparan, Sabtu (4/9).
Nina mengaku sempat terjauh ke selokan dan kakinya memar akibat jalan terlalu kecil dan berkerikil.
==