Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Gereja IFGF yang Tegap Berdiri di Antara Reruntuhan Hotel Roa Roa
11 Oktober 2018 11:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Hotel Roa Roa menjadi salah satu bangunan yang hancur akibat gempa dan tsunami Palu , Sulawesi Tengah. Guncangan gempa dan hantaman air bah membuat bangunan setinggi 7 lantai itu ambruk hingga rata dengan tanah.
ADVERTISEMENT
Namun, di antara rerutuhan hotel itu masih tersisa bangunan yang berdiri kokoh. Bangunan itu adalah Gereja International Full Gospel Fellowship (IFGF) yang letaknya berada di sebelah Hotel Roa Roa.
kumparan mendatangi gereja tersebut, Rabu (10/10) pagi. Meski bencana sudah berlalu lebih dari satu minggu, namun puing-puing reruntuhan di sekitar gereja masih menumpuk. Jalan untuk masuk ke gereja belum bisa diakses. Terlihat alat berat sedang bekerja membersihkan sisa-sisa reruntuhan itu.
Seorang petugas yang sedang membereskan puing bangunan mengatakan, pemilik gereja sebentar lagi akan datang. Dan benar saja, tak lama setelah itu seorang pria bertubuh kurus datang memeriksa proses evakuasi. Dia adalah Denny Liem, pemilik Hotel Roa Roa sekaligus pendiri gereja.
ADVERTISEMENT
Denny menceritakan gereja IFGF itu dibangun oleh keluarganya pada tahun 2013, bersamaan dengan pembangunan hotel untuk melengkapi fasilitas, selain itu juga bisa digunakan untuk tempat ibadah para jemaat di sekitar lokasi.
“Gereja itu bagian dari hotel. Jadi yang punya, yang gembalakan ya orang tua saya. Iya tapi jemaatnya ya jemaat umum seperti biasa,” kata Denny saat berbincang dengan kumparan di Palu, Rabu (10/10).
Saat gempa terjadi, Denny sedang berada di Surabaya. Dia mendapat kabar musibah ini dari orang tuanya yang berada di Palu. Sesaat setelah gempa, kedua orang tua Denny langsung mengecek gereja.
“Sebetulnya (gereja) ini tertutup oleh bangunan yang ada (usai gempa). Tapi ya kami bisa akses berjalan kaki melompat puing-puing melihat keadaan gereja,” ucap Denny.
ADVERTISEMENT
Begitu dicek, ternyata bangunan gereja masih utuh, hanya terdapat beberapa keretakan kecil saja di sisi-sisi temboknya. Menurut Denny, kalau secara logika, bangunan gereja bisa tahan gempa karena material bangunannya.
Gereja seluas 1.300 meter persegi itu menggunakan material beton, dan untuk atapnya menggunakan baja ringan. Sedangkan untuk bagian kaca menggunakan kaca biasa.
Selain itu tinggi bangunan yang hanya satu lantai juga dianggap berpengaruh terhadap gempa.
“Ini kita bangun sendiri, gereja kita bangun sendiri. Kontraktor sendiri dari swasta sih lain dengan kontraktor hotel, beda,” ujar Denny.
Namun bila dilihat dari sisi religius, Denny percaya bahwa gereja adalah rumah Tuhan, dan Tuhan punya rencana sendiri untuk menjaganya.
“Secara logis mungkin kita bisa jelaskan tetapi secara iman atau secara kristiani kami percaya Tuhan bekerja bekerja untuk semua kebaikan jemaatnya,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Seminggu lebih usai musibah itu, gereja IFGF belum bisa digunakan karena jalan masuknya masih tertutup puing-puing reruntuhan Hotel Roa Roa. Setelah proses evakuasi selesai, Denny berencana untuk merenovasi gereja agar bisa digunakan kembali oleh para jemaat.
“Belum ada (ibadah). Kemarin ibadah di rumah saja. (Renovasi) Paling sedikit, saya rasa tidak terlalu parah kerusakannya,” tutur Denny.
Sebelumnya diberitakan, berdasarkan data BNPB, ada lebih dari 60 ribu bangunan yang runtuh akibat gempa di wilayah yang dilintasi Sesar Palu-Koro tersebut. Dari puluhan ribu bangunan yang runtuh itu ada sejumlah tempat ibadah yang masih berdiri kokoh. Yakni masjid Ar-Rahman, masjid Babul Jannah, dan masjid Al-Amin, yang terletak di Donggala, serta Masjid Terapung Arwam Bab Al-Rahman, dan Gereja IFGF di Palu.
ADVERTISEMENT
Simak selengkapnya konten spesial dalam topik Yang Kokoh Diterjang Tsunami .