Gerindra Bela Amien Rais: Setiap Rezim Dikritik Pedas itu Biasa

Amien Rais (Foto: Antara/M Agung Rajasa)

Perdebatan antara Amien Rais dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan soal pembagian sertifikat tanah di rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang polemik di masyarakat.

Merespons hal tersebut, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, kritik dari seseorang terhadap suatu rezim pemerintahan adalah hal yang biasa. Ia meminta pemerintahan Jokowi untuk tidak terlalu mempersoalkan kritik dari Amien.

"Menurut saya, pemerintah menerima itu sebagai sebuah kelegaan saja. Setiap rezim pemerintahan dikritik pedas biasa saja," jelasnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3).

Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)

Muzani mengimbau pemerintahan Jokowi untuk menyerap kritik yang dilontarkan Amien dalam pembangian sertifikat tanah. Pemerintah Jokowi juga diminta untuk menelaah lebih lanjut terkait kritik yang disampaikan Amien.

"Menurut saya, yang paling penting itu adalah substansi kritik. Apakah kritik yang disampaikan oleh seseorang, oleh lembaga, termasuk oleh tokoh seperti Pak Amien itu benar atau tidak," ujar Muzani.

"Kalo kritikan itu betul, tentu harus segera perbaiki. Kalau itu salah biarkan saja, biar rakyat nanti yang menilai. Karena sesungguhnya kebaikan itu tidak bisa ditutup-tutupi," imbuhnya.

Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Antara/M Agung Rajasa)

Muzani juga menyayangkan sikap Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang ingin mencari kesalahan Amien, atas kritik yang diberikan kepada pemerintahan Jokowi.

"Sebaiknya kita tidak kemudian sibuk mencari kesalahan orang yang mengkritik, karena siapa pun dia boleh mengkritik, walaupun orang itu penuh kesalahan," katanya.

Sebelumnya, Amien menyebut pembagian sertifikat tanah yang dilakukan pemerintahan Jokowi di berbagai daerah merupakan kebohongan Selain itu, Amien juga mengatakan bahwa rezim saat ini memberikan angin segar untuk kebangkitan PKI.

Hal ini disampaikan Amien dalam diskusi di Bandung, Minggu (18/3). Tak ayal, pernyataan ini mengundang reaksi publik. Termasuk oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut yang sangat kesal dengan pernyataan itu balik mengancam akan membuka dosa Amien.