Gerindra soal Gibran Maju Pilkada: Kalau Jadi Menteri, Baru Nepotisme

8 Desember 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gibran Rakabuming Raka (ketiga kiri) berjalan bersama tim dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo seusai memberikan keterangan pers Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya
zoom-in-whitePerbesar
Gibran Rakabuming Raka (ketiga kiri) berjalan bersama tim dokter Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo seusai memberikan keterangan pers Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya
ADVERTISEMENT
Juru Bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, menanggapi rencana putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, maju Pilwalkot Solo 2020. Ia menyebut, hal itu merupakan hak setiap warga negara
ADVERTISEMENT
"Saya pikir kalau keluarga Presiden maju Pilkada itu kan hak masing-masing partai. Apakah ada partai yang ingin mengusungnya, dan ketika sudah diusung menjadi calon pada Pilkada juga hak bagi masyarakat untuk memilih atau tidak memilih," kata dia di salah satu restoran di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/12).
Habiburokhman menyebut tak masalah Gibran maju Pilkada. Terlepas dia merupakan anak dari orang nomor satu di Indonesia atau bukan.
Ia pun yakin, majunya Gibran bukan merupakan upaya nepotisme negara. Sebab, dalam Pilkada, calon akan bekerja sendiri untuk memperjuangkan posisi yang ditarget. Ini berbeda jika Gibran menempati jabatan-jabatan praktis di pemerintahan.
"Beda halnya dengan Mas Gibran diangkat jadi menteri atau jadi kepala badan atau jadi komisaris, itu kita challenge bisa jadi sebagai bentuk nepotisme. Tapi kalau Mas Gibran mengikuti kompetisi yang namanya Pilkada ya menurut saya itu hak semua warga negara," kata dia.
Juru bicara Direktorat Advokasi BPN Prabowo-Sandi, Habiburokhman di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/3). Foto: Moh Fajri/kumparan
Ia pun mengajak kepada masyarakat untuk sama-sama mengawal berjalannya proses pemilu serentak nanti.
ADVERTISEMENT
"Nah iya itu dia, kalau jabatannya adalah jabatan yang ditunjuk nah kita bisa duga keras itu nepotisme. Tapi kalau jabatannya dipilih itu enggak gampang. Biar pun anak presiden ikut pemilu, mau seleksi partai kemudian di masyarakat enggak gampang. Beliau harus berjuang sendiri itu," pungkasnya.
Terkait dengan pencalonan ini, jalan Gibran memang tak semulus yang dibayangkan. Ia sempat ditolak oleh DPC PDIP.
Ketua DPC PDIP Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, menutup peluang Gibran diusung partainya karena alasan terlambat mengembalikan formulir. PDIP Solo lalu merekomendasikan kader lain yaitu pasangan calon Purnomo dan Teguh. Purnomo adalah Wakil Wali Kota Surakarta 2015-2020 dan Teguh Ketua DPRD Surakarta 2014-2019.
Namun Gibran tak patah arang. Ia lompat meminta restu DPP PDIP dengan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Jalan pencalonan pun terbuka, meski pengusaha muda itu harus mengikuti serangkaian tahap seleksi di partai.
ADVERTISEMENT