Gerindra soal Penumpang Gelap di Pilpres: Mereka Ingin Indonesia Chaos

10 Agustus 2019 7:39 WIB
Juru Bicara BPN, Andre Rosiade Foto: Jodi Hermawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Juru Bicara BPN, Andre Rosiade Foto: Jodi Hermawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade, menjelaskan pernyataan Waketum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang menyebut ada penumpang gelap dalam Koalisi Adil dan Makmur saat Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Andre menegaskan, penumpang gelap tersebut adalah orang-orang yang tak ingin Indonesia berdamai.
"Mereka adalah orang yang ingin negara ini chaos, orang yang ingin Indonesia chaos," ujar Andre kepada kumparan, Sabtu (9/8).
Andre tak merinci pihak mana yang dimaksud. Namun, Andre meyakini, Prabowo tak ingin ikut terjebak dalam hasutan orang-orang tersebut.
"Mereka ingin terjadi bentrok antara ulama, Pak Prabowo enggak mau terjebak dalam penumpang gelap itu," tutur Andre.
Politisi Gerindra, Sufmi Dasco. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Istilah penumpang gelap yang dikemukakan Sufmi Dasco berawal dari penjajakan koalisi Prabowo dan Jokowi. Dasco mengaku ikut terlibat dalam penjajakan tersebut, salah satunya pertemuan kali pertama Jokowi dan Prabowo di stasiun MRT, usai pilpres digelar.
Dasco mengatakan, ruang penjajakan itu terjadi lantaran ada penumpang gelap yang membahayakan Prabowo dan partainya.
ADVERTISEMENT
"Tadi dibilang penumpang gelap bukan karena kita singkirkan. Prabowo jenderal perang, bos, dia sudah baca dalam situasi terakhir. Dia sudah bilang sama kita kalau kita diadu terus, kita terus mau dikorbankan," ujar Dasco menirukan Prabowo di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (9/8).
Prabowo langsung mengubah haluan dan mengingatkan sejumlah elite Gerindra bahwa ia akan mengambil langkah. Salah satu langkah yang ia ambil yakni meminta pendukungnya tak menggelar aksi saat sidang gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi.
"Saya akan ambil tindakan yang bikin orang-orang itu enggak menduga. Dia (Prabowo) banting setir, orang gigit jari," kata Dasco.
"Pertama di MK. Itu tidak disangka dan diduga Prabowo akan umumkan ke pendukung untuk tidak melakukan demo, enggak datang ke MK. Ini agar enggak terjadi hal-hal tak diinginkan. Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," ucapnya.
Joko Widodo dan Prabowo Subianto memberikan keterangan pers di stasiun MRT Senayan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Berbekal dari sini, Prabowo akhirnya merencanakan rekonsiliasi dengan Jokowi. Setelah rekonsiliasi berjalan, kata Dasco, penumpang gelap tersebut menjauh dari Gerindra.
ADVERTISEMENT
"Untuk keutuhan NKRI, bukan mau minta menteri. Dirancanglah pertemuan rekonsiliasi secara diam-diam, senyap, tiba-tiba. Untuk persatuan bangsa, ketemu dua tokoh itu di MRT," pungkasnya.