Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Gerindra Sumut: Bobby Itu Jauh Lebih Dekat Ideologinya dengan PDIP
19 November 2024 17:54 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sekretaris Gerindra Sumut Sugiat Santoso bicara soal dinamika pendukung menjelang hari H laga Pilgub Sumut 27 November. Salah satu yang disinggung adalah hasil survei Indikator Politik.
ADVERTISEMENT
Dalam survei itu, 59,6 persen pemilih PDIP memberikan suaranya ke Bobby Nasution-Surya. Padahal, PDIP adalah partai pendukung rival Bobby, yakni Edy Rahmayadi-Hasan Basri.
Menurut Sugiat yang juga Wakil Ketua Tim Pemenangan Bobby-Surya, hal itu terjadi lantaran Bobby punya kemiripan ideologi dengan PDIP.
“Ya memang kalau dari segi kedekatan ideologi, Bobby jauh lebih dekat ideologinya dengan PDIP. Bobby itu nasionalis, sementara Edy Rahmayadi itu kan dalam rekam jejak sejarahnya selalu membenarkan politik identitas pada setiap momentum politik yang dia ikuti,” kata Sugiat pada Selasa (19/11)
“Misalnya pada Pilgubsu (Pilgub Sumut) 2018, dia memanfaatkan politik identitas untuk memenangkan pertarungan Pilgubsu. Kemarin pun pada saat Pilpres 2024, Edy Rahmayadi tidak mendukung presiden dari PDIP, dia mendukung Anies, dan pendekatan politiknya juga politik identitas, dan itu sangat berseberangan dengan ideologi PDIP yang sangat nasionalis,” sambung Sugiat.
ADVERTISEMENT
Sugiat juga menduga bahwa PDIP juga terpaksa mendukung Edy. Dugaan dia, PDIP membenci Presiden ke-7 RI Joko Widodo lalu melampiaskan kepada sang menantu.
“Makanya kita menduga, karena faktor kebencian yang mendalam, tidak ke Bobby, tapi ke keluarga Pak Jokowi, PDIP, makanya sangat terpaksa mereka mendukung Edy Rahmayadi,” kata dia.
“Pilihan PDIP ke Edy Rahmayadi kan pilihan yang sangat baik dan terpaksa bagi kader-kader PDIP yang sangat terkenal dengan ideologi nasionalisme, ideologi pluralisme yang tidak membeda-bedakan agama mana pun dalam konteks berbangsa dan bernegara,” katanya.
Meski begitu, Sugiat meminta agar tidak ada pihak yang menilai Pilgub Sumut sebagai ajang pertarungan sakit hati.
“Pilkada Sumut itu bukan pertarungan sakit hati, tapi pertarungan siapa yang terbaik yang bisa memimpin Sumut. Kalau PDIP tidak mendukung Bobby karena faktor sakit hati, itu persoalan PDIP. Tapi bagi masyarakat Sumut bahwa Bobby dianggap sebagai solusi untuk menyelesaikan pembangunan di Sumut,” katanya.
ADVERTISEMENT