Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Peluang Gerindra untuk masuk kabinet Presiden Joko Widodo di periode kedua ini semakin terjawab. Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan koalisi Jokowi-Ma'ruf melalui orang yang diutus Jokowi telah membangun komunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Utusan ini membahas ajakan bergabung ke dalam kabinet dengan Prabowo.
"Pembicaraan itu memang ada dan kita tidak bisa pungkiri bahwa ada pembicaraan, ada pemikiran di sekitar Istana untuk itu. Sekali lagi kita tidak serta merta menerima tawaran itu sebagai sebuah (bagi-bagi kekuasaan), tidak," kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/10).
Menurut Muzani, tawaran gabung kabinet itu diartikan sebagai sebuah tawaran yang baik. Sebab, bagaimana pun Gerindra dan Prabowo adalah kompetitor utama Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.
"Prabowo merasa bahwa kita ini adalah kekuatan parpol yang justru berseberangan dengan Pak Jokowi atau menjadi kompetitor Pak Jokowi dalam pilpres yang lampau. Sehingga beliau terhadap tawaran itu berpikir kalau sampai iya kalau ini benar bahwa ini adalah panggilan negara, tugas negara," ucap Muzani.
Maka dari itu, Gerindra juga sudah menyampaikan beberapa hal yang menjadi fokus utama dalam upaya pembangunan lebih baik untuk Indonesia. Misalnya terkait dengan konsep ketahanan energi, pangan, dan sumber daya air.
ADVERTISEMENT
Konsep-konsep tersebut, kata Muzani, sudah disampaikan secara langsung kepada Presiden Jokowi maupun kepada tokoh-tokoh di pemerintahan. Jika konsep itu diterima, maka peluang Gerindra masuk kabinet tentu sangat terbuka lebar. Namun, Muzani belum bisa memastikan terkait mana saja kementerian yang akan didapat.
"Tapi jika konsep itu ternyata dianggap tidak diterima atau malah bertentangan dan tentu ini berbeda jalan dalam hal kita memikirkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, ini yang sedang kita tunggu," tutup Muzani.