Gibran Dapat Keluhan Petani Tembakau saat Kunjungan ke Temanggung

31 Oktober 2023 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka mendengarkan aspirasi warga saat safari politik di Gondangwinangun, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2023). Foto: Anis Efizudin/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka mendengarkan aspirasi warga saat safari politik di Gondangwinangun, Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (29/10/2023). Foto: Anis Efizudin/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bacawapres Gibran Rakabuming Raka safari politik ke Temanggung, Minggu (29/10/3023). Gibran menemui petani untuk menyerap aspirasi rendahnya harga tembakau.
ADVERTISEMENT
Dalam momen itu, Gibran mendapat keluhan dari petani tembakau. Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Parmuji mengatakan kepada Gibran bahwa pihaknya sudah beberapa kali mengadu kepada Presiden Jokowi namun kondisi tak berubah.
"Dengan segala hormat Mas Gibran. Kami lima kali mengadu pada bapak panjenengan (bapak anda), Pak Jokowi. Bukannya ada kemajuan malah kemunduran," jelas Parmuji di lokasi.
APTI menilai pemerintahan Jokowi seakan ingin mematikan budidaya tembakau secara pelan-pelan. Baik itu melalui regulasi yang sudah ada, maupun yang saat ini telah direncanakan. Padahal, kata Parmuji, dua kali pemilihan presiden, petani tembakau kompak memilih Jokowi.
"Kami dua kali pilpres pendukung setia, tapi dua periode Jokowi tidak berpihak pada petani tembakau," keluh Parmuji.
ADVERTISEMENT
Warga menjemur tembakau rajangan di kawasan lembah Gunung Sumbing, Desa Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (21/8/2020). Foto: Anis Efizudin/Antara Foto
Parmuji lantas menyoroti kenaikan cukai rokok setiap tahun yang berimbas pada melemahnya pembelian tembakau lokal. Kemudian, longgarnya impor tembakau yang bikin harga di tingkat petani jatuh.
Termasuk belum adanya perlindungan atas tata niaga tembakau nasional guna menangkal gempuran tembakau impor dari luar negeri. Terlebih, pada 2020 lalu, Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 18 Tahun 2020 yang isinya menyakitkan petani.
Karena itu, menurut Parmuji, Gibran sebaiknya serius membahas persoalan pertembakauan kepada Jokowi.
"Berkali-kali kami melapor, menjerit, mengadukan nasib. Tapi hanya dapat obral janji kosong tidak ada yang terealisasi,” tegasnya.
(RB)