Gibran: Dinasti Politiknya di Mana, Saya Bingung

24 Juli 2020 16:41 WIB
Gibran dan Rudy Hadyatmo di DPD PDIP Jateng. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gibran dan Rudy Hadyatmo di DPD PDIP Jateng. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Gibran Rakabuming Raka menjawab tudingan dinasti politik yang dialamatkan kepadanya setelah maju di Pilwalkot Solo. Putra sulung Presiden Jokowi ini diusung PDIP sebagai calon wali kota Solo.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Gibran saat mengikuti webinar yang digelar PDIP bertajuk Calon Kepala Daerah Muda Bicara Politik Dedikasi, Motivasi, hingga politik dinasti, Jumat (24/7).
"Jadi banyak yang menanyakan masalah dinasti politik. Sebenarnya dalam satu tahun terakhir ini, kalau di Solo ya, saya setiap kali bertemu dengan warga saya selalu jelaskan apa itu dinasti politik," ujar Gibran.
Gibran mengaku heran mengapa ia disebut berperan membentuk dinasti politik. Sebab, dalam ajang Pilwalkot Solo, warga diberi kebebasan untuk memilihnya. Menurut dia, ajang Pilwalkot Solo merupakan kontestasi, bukan penunjukan.
"Saya kan ikut kontestasi bisa menang, bisa kalah, tidak harus diwajibkan memilih saya. Bisa dipilih, bisa tidak, bisa dicoblos, bisa tidak," ujar Gibran.
Gibran bersama Tim Komunikasi dan Medsos, Rudy Hadyatmo, dan Teguh Prakosa di DPD PDIP Jateng. Foto: Istimewa
"Jadi tidak ada kewajiban untuk mencoblos saya, ini kan kontestasi, bukan penunjukan. Jadi, kalau yang namanya dinasti politik, di mana dinasti politiknya. Saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Namun, Gibran yakin tudingan dinasti politik ini tidak akan banyak berpengaruh. Sebab, warga Solo sudah mengerti soal dinasti politik
Salah satu buktinya, Gibran mengaku selalu diterima oleh warga saban kali blusukan.
"Kalau yang masih meributkan dinasti politik itu kan ya dari, ya kita tahu orang-orangnya siapa, dan yang diributkan itu itu saja," lanjut dia.
Dalam kesempatan iu, Gibran juga menjelaskan kembali alasannya terjun ke politik. Menurut dia, dengan terjun ke politik maka ia bisa membantu lebih banyak orang.
Sementara jika hanya berbisnis, jumlah orang yang dibantunya terbatas.
"Kalau saya masuk ke politik, yang bisa saya sentuh, kalau di Solo ya 500.000-an orang yang bisa saya sentuh melalui kebijakan-kebijakan saya," tutup Gibran.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: