Gibran Disebut Pemenang Debat Cawapres, Dianggap Menjungkirbalikkan Keraguan

23 Desember 2023 11:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut 03 Mahfud MD usai debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka, cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar, dan cawapres nomor urut 03 Mahfud MD usai debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Debat cawapres pada Jumat (22/12/2023) malam memperlihatkan banyak kejutan.
ADVERTISEMENT
Ada cawapres 01 Muhaimin Iskandar yang mengusung "slepetnomics" dengan sarungnya, cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka dengan gaya anak muda namun berisi hingga cawapres 03 Mahfud yang disebut agak kedodoran sebagai tokoh paling senior.
Bagaimana penampilan ketiganya dan siapa yang paling unggul?
Guru besar BINUS University, Prof. Dr. Tirta Nugraha Mursitama, Ph.D menilai penampilan Cak Imin terhitung buruk.
"Sering tidak fokus dalam menyampaikan visi dan misinya maupun saat menjawab pertanyaan sekalipun. Ada kesan menganggap remeh lawan," jelas Prof. Tirta.
"Bahkan saat diminta bertanya pun yang seharusnya kesempatan menyerang, Cak Imin seolah menjadi "jubir" Gibran karena mempersilakan Gibran menyampaikan tips dan trik sukses sebagai Wali Kota Solo," imbuhnya.
Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar melakukan aksi 'slepet sarung' saat menyampaikan gagasannya saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Ketika ditanya gagasan tentang perdagangan, kata Prof Tirta, yang disampaikan Cak Imin adalah meningkatkan kualitas produksi dalam negeri sehingga bisa bersaing.
ADVERTISEMENT
"Namun hal ini juga masih mengambang. Upaya yang ada selama ini masih bersifat parsial, tumbuh sendiri-sendiri dan tidak ada gerakan terstruktur, demikian ungkap Cak Imin," papar dia.
Prof Tirta melihat Cak Imin mendorong diplomasi agar lebih ekspansif dengan "menslepet" para duta besar dalam melakukan tugasnya agar tidak normatif semata.
Ia juga merasa Cak Imin dalam pernyataan pembukaan maupun penutupnya, banyak mengeluarkan jargon-jargon yang tidak dijelaskan secara komprehensif.
"Akibatnya, tidak menambah kualitas debat secara substansi maupun penampilan sebagai seorang calon wakil presiden. Saya menilai penampilan Cak Imin: 6," papar Prof Tirta.
Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (tengah) menyampaikan gagasannya disaksikan cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 03 Mahfud MD saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kemudian, Prof Tirta melihat secara umum penampilan Gibran sangat baik dan di luar dugaan banyak orang.
"Ia menjungkirbalikkan anggapan orang bahwa ia takut berdebat. Gibran menguasai substansi, penuh percaya diri, humble namun tetap simpatik," terangnya.
ADVERTISEMENT
Dengan bekal pengalaman Gibran sebagai Wali Kota Solo, menurut Prof Tirta, sangat membantu memahami dan menyampaikan apa yang telah dikerjakan sehingga tidak mengawang-awang. Menurutnya, ide tentang keberlanjutan, percepatan dan penyempurnaan relatif dapat disampaikan Gibran dengan lancar dan mudah dicerna publik awam.
"Narasi tentang pembangunan infrastruktur fisik, sosial, kemanusiaan yang seimbang, hilirisasi nikel hingga digital sampai soal stunting, tersampaikan secara runut dan terlihat logis. Sosok seorang muda terkuak dari penampilan dalam debat kali ini," jelas dia.
Prof Tirta menegaskan Gibran menunjukkan sosok yang paling mengerti anak muda dibandingkan Cak Imin dan Mahfud.
"Retorikanya pun terlihat natural dan sesekali bernada keisengan ala anak muda yang membuat lawan debatnya tidak berkutik seperti pertanyaannya tentang regulasi carbon captured kepada Pak Mahfud dan pertanyaan tentang posisi perkembangan ekonomi Islam kepada Cak Imin," papar dia.
ADVERTISEMENT
"Dengan penampilan penuh percaya diri ini, Saya menilai Gibran: 9," lanjutnya.
Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD menyampaikan gagasannya saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sedangkan penampilan Mahfud, Prof Tirta merasa jauh dari kapasitas seorang intelektual dan seorang menteri yang berpengalaman. Pernyataan pembukaan terlihat tidak terlalu fokus dan out of topic.
"Dalam merespons pertanyaan seringkali pembukaan terlalu panjang sedangkan substansi yang disampaikan tidak menjawab pertanyaan. Blunder dalam mengkritik duta besar yang tidak bekerja semestinya karena kurang kompeten yang disebkan proses rekrutmen yang jelek," papar dia.
Hal seperti ini, kata Prof Tirta, semestinya tidak perlu disampaikan ketika diberikan kesempatan menjelaskan gagasan tentang upaya optimalisasi perjanjian perdagangan internasional dalam rangka peningkatan ekspor.
"Pukulan telak bagi Pak Mahfud adalah ketika Gibran menanyakan soal regulasi carbon captured yang tidak bisa dijawab. Semestinya lebih baik mengakui bila tidak paham dibandingkan jawaban melebar kemana-mana menandakan ketidakpahaman beliau," terangnya.
ADVERTISEMENT
Secara umum, Prof Tirta melihat Mahfud tidak terlalu menguasai isu ekonomi dan perdagangan.
"Mungkin karena Pak Mahfud adalah ahli hukum. Tapi itu bukan sebuah apologi yang bisa diterima publik. Akhirnya, pernyataan penutupan Pak Mahfud yang membaca deretan puluhan program terasa kering dan tidak mengena," jelasnya.
"Bahkan gagal dimanfaatkan dengan baik untuk mengajak khalayak mendukungnya. Saya menilai 7," imbuhnya.
Prof Tirta melihat pemenang debat kedua Pilpres 2024 adalah Gibran. "Disusul kemudian Pak Mahfud dan Cak Imin yang harus rela menduduki dasar klasemen."
(RB)