Gibran: Saya Ingin Ubah Mindset Politik Itu Kotor

10 November 2019 18:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gibran Rakabumi saat tiba dirumah Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gibran Rakabumi saat tiba dirumah Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka bercerita awal mulanya ia tertarik ke dunia politik dan berniat maju di pemilihan calon Walikota Solo 2020. Ia tak menampik bahwa sebelumnya memang tak berniat masuk politik sama sekali.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita jadi pengusaha, kita punya pegawai, kita punya ratusan pegawai, kita punya ribuan pegawai dan itu bagus bisa menghidupkan orang banyak,” ucap Gibran di Acara Diskusi bertema pahlawan di Hotel Balaiurang, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (10/11).
Namun, kata Gibran, untuk lebih dekat dengan masyarakat ternyata tak cukup hanya menjadi pengusaha. Oleh sebab itu ia mulai mengubah mindset-nya dan akhirnya tertarik masuk ke dunia politik.
“Kalau pengin menyentuh lebih banyak lagi, ya itu harus terjun ke politik. Jadi kalau saya terjun ke politik, otomatis saya bisa menyentuh kurang lebih 600 ribu orang di Solo," ujar Gibran.
Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka saat tiba untuk melakukan pertemuan tertutup dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
"Jadi itu salah satu alasan saya kenapa saya masuk ke politik dan saya juga mungkin sudah menjelaskan saya pernah bilang saya tidak akan masuk ke politik,” ujar ayah Jan Ethes ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Gibran juga punya tujuan lain dengan terjun ke politik. Salah satunya adalah mengubah mindset bahwa politik itu kotor. Ia yakin jika anak muda sepertinya yang masuk politik, mindset ini akan mudah diubah.
“Karena proses saya mulai menyadari sebagai anak muda saya harus memulai mengubah stereotip, mulai mengubah mindset orang-orang bahwa politik selalu kotor,” jelas Gibran.
Gibran menilai jika bukan anak-anak muda, siapa lagi yang bisa mengubah mindset politik kotor tersebut. Selain itu, Gibran menilai sudah seharusnya anak-anak muda mulai menjadi penggerak perubahan termasuk di dunia politik.
“Ini momennya anak muda untuk menjadi penggerak bukan menjadi objek yang digerakkan. Ini sudah zamannya anak muda, sudah zamannya smart phone yang penggunanya kebanyakan anak muda. Jadi ini momennya anak muda,” pungkas Gibran.
ADVERTISEMENT