Gibran soal UGM hingga UI Ramai-Ramai Kritik Jokowi: Tanyakan yang Bersangkutan

3 Februari 2024 14:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gibran Rakabuming Raka  Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gibran Rakabuming Raka Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawapres nomor urut 2 sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, tak berkomentar banyak soal aksi akademisi di sejumlah kampus yang mengkritik Jokowi jelang Pemilu, 14 Februari 2024.
ADVERTISEMENT
"Ya kalau soal itu, bisa tanyakan langsung ke yang bersangkutan ya," kata Gibran usai melakukan pertemuan dengan para kreator di Gedung Creative Hub, Kota Tangerang Selatan, Sabtu, (3/2).
Meski begitu, Gibran menilai, segala kritikan tersebut merupakan masukan dan evaluasi yang harus diterima.
"Kalau saya sih (kritikan) jadi masukan-masukan, evaluasi dari semua pihak kami terima, ya, masukannya terima kasih," ujarnya.

Kampus-Kampus kritik Jokowi

Presiden Jokowi ramai-ramai dikritik oleh sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Mulai dari UGM, UII, UI, Unhas, hingga Unand. Sejumlah kampus pun disebut akan menyusul untuk menyatakan sikapnya.
"Ya, itu hak demokrasi setiap orang boleh berbicara, berpendapat. Silakan," kata Jokowi menanggapi soal kritikan dari sejumlah perguruan tinggi itu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/2).
ADVERTISEMENT
Kritik ini merupakan buntut dari pernyataan Jokowi yang menyebut presiden boleh memihak dan berkampanye di Pilpres 2024.
Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni menyampaikan Petisi Bulak Sumur di Balairung UGM, Rabu (31/1/2024). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni menyampaikan Petisi Bulaksumur pada Rabu (31/1).
Dalam petisi tersebut dijelaskan, civitas akademika UGM prihatin terhadap tindakan sejumlah penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat yang telah menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Petisi tersebut juga mengingatkan Jokowi, sebagai alumni UGM harusnya dia berpegang pada jati diri UGM yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan memperkuat demokratisasi.
Rektor UII Prof Fathul Wahid bersama civitas akademika UII menyampaikan pernyataan sikap "Indonesia Darurat Kenegarawanan" di Kampus Terpadu UII di Jalan Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman, Kamis (1/2/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara itu civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta membacakan pernyataan sikap Indonesia Darurat Kenegarawanan di Kampus Terpadu UII di Jalan Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman, Kamis (1/2). Pernyataan sikap ini dibacakan langsung oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid dan dihadiri para guru besar, dosen, hingga mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Dua pekan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum 2024, perkembangan politik nasional kian menunjukkan tanpa rasa malu gejala praktik penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan," kata Fathul membacakan pernyataan sikap civitas akademika UII.
Alumni UI, aktivis yang pernah ditangkap pada peristiwa 74, Judil Heri, menyampaikan orasinya soal kondisi Indonesia saat ini, Jumat (2/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Setelah UII, UI pun menyusul memberikan pernyataan sikap lewat Dewan Guru Besar Universitas Indonesia mereka yang berisikan para guru besar dari 14 Fakultas di depan Gedung Rektorat UI, Jumat (2/2). Deklarasi ini mereka sampaikan bertepatan dengan ulang tahun UI yang ke-74.
"Pada hari ini pada Dies Natalis UI ke-74, kami guru besar dan dosen khususnya warga Indonesia ingin menyatakan seruan kampus perjuangan, kampus UI karena ini adalah tugas kami yaitu sebagai lembaga yang harus memberi menjadi mata air bagi masyarakat," ujar Ketua Dewan Guru Besar UI, Profesor Harkristuti Harkrisnowo.
ADVERTISEMENT
Dalam deklarasi itu mereka menyampaikan 4 poin yang meliputi kebebasan berekspresi, hak memilih tanpa diintimidasi, netralitas dari semua aparatur negara, dan ajakan untuk semua perguruan tinggi untuk awasi proses perhitungan suara.
Forum Guru Besar dan Dosen Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulsel, menyampaikan deklarasi bertajuk Bergerak Untuk Menyelamatkan Demokrasi di depan gedung rektorat Universitas Hasanuddin, Jumat (2/2). Foto: Dok. kumparan
Sementara itu Forum Guru Besar dan Dosen kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulsel, menyatakan sikapnya dengan deklarasi bertajuk 'Bergerak untuk Menyelamatkan Demokrasi'. Pernyataan sikap itu dibacakan di depan gedung rektorat Universitas Hasanuddin, Jumat (2/2).
Ketua Dewan Kehormatan Unhas, Prof. Amran Razak mengatakan, deklarasi ini bentuk keprihatinan terhadap dinamika perpolitikan nasional dan juga pelanggaran prinsip demokrasi menjelang Pemilu 2024.
Civitas Akademika Universitas Andalas (Unand) menyampaikan manifesto atau pernyataan sikap penyelamatan bangsa pada Jumat (2/2). Foto: Dok. Istimewa
Habis itu pun ada Unand, mereka menyampaikan manifesto atau pernyataan sikap penyelamatan bangsa pada Jumat (2/2). Hadir di acara itu sejumlah dosen dan mahasiswa Unand.
ADVERTISEMENT
Manifesto tersebut adalah bentuk keprihatinan mereka terhadap pemangku pemerintahan yang sudah berani dan terang-terangan menyampaikan keberpihakan menjelang Pemilu 2024.