Giring Imbau Brand Pakai Intellectual Property Lokal: Harus Push Luar Biasa

21 Januari 2025 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha memberikan pemaparan dalam acara From Heritage to Global IP: Leveraging Culture in the World of Brands di Jakarta, Selasa (21/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha memberikan pemaparan dalam acara From Heritage to Global IP: Leveraging Culture in the World of Brands di Jakarta, Selasa (21/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, meminta pemilik brand lokal untuk menggunakan Kekayaan Intelektual atau Intellectual Property (IP) kebudayaan lokal Indonesia di produk-produk yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini ia sampaikan saat menjalani sesi diskusi panel di acara IP Expo by GDP Venture and dentsu Indonesia di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, pada Selasa (21/1).
“Kita juga sekarang (di Kementerian Kebudayaan) punya direktur yang baru. Itu Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Perlindungan Hak Intelektual,” ujarnya.
“Jadi nanti kita sudah mendata, kita daftarkan, dan nanti kita terbuka sekali sebagai pelayan. Untuk teman-teman yang mau memakai IP-IP kita ke depannya, IP-IP budaya, nanti please kontak saya langsung. Bisa kontak langsung, nanti saya akan arahkan ke direktur,” sambungnya.
Panel Discussion bersama Wamen Kebudayaan Giring Ganesha dan Head of Indonesia Esports Business Development Moonton Games Martinus H. Manurung di acara IP Expo by GDP Venture dan Dentsu Indonesia di Jakarta, Selasa (21/1/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
Mantan vokalis band Nidji ini pun meminta agar penggunaan IP lokal diprioritaskan oleh para brand.
“Saya rasa nomor satu ya. Prioritaskan IP lokal. Mau gimana pun sekarang IP lokal harus diberikan push yang luar biasa. Dorongan yang luar biasa. Setidaknya internal dulu harus solid dan kuat,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Katanya, bila internalnya sudah kuat, maka tujuan go international mudah untuk dicapai. Contohnya, manga dari Jepang dan Marvel serta DC dari Amerika Serikat.
“Mereka gak bikin they wanna go global. Tapi internal dulu. Ketika internalnya sudah kuat, baru kita coba keluar,” ucapnya.
“Jadi teman-teman yang di sini. Yang pemangku kepentingan, brand, marketers, please fokus dulu ke bagaimana support IP-IP lokal. IP-IP kebudayaan lokal, warisan-warisan Nusantara, cerita-cerita lokal, candi-candi lokal. Kita push dulu, kita kembangin dulu. Nanti begitu sudah siap, maksudnya kita sudah tahu momentum, tipping point-nya kapan kita bisa go global,” kata dia.