GISB Bantah Terlibat Kasus Pelecehan 400 Anak Panti di Malaysia

13 September 2024 16:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Global Ikhwan Services and Business (GISB) terlihat di sisi gedung kantor GISB di Rawang, di luar Kuala Lumpur, pada tanggal 12 September 2024. Foto: Mohd RASFAN/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Logo Global Ikhwan Services and Business (GISB) terlihat di sisi gedung kantor GISB di Rawang, di luar Kuala Lumpur, pada tanggal 12 September 2024. Foto: Mohd RASFAN/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Global Ikhwan Services and Business (GISB) membantah tuduhan keterlibatan perusahaannya dalam kasus pelecehan anak di puluhan panti asuhan Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Kami membantah tuduhan ini dan menekankan bahwa perusahaan tidak akan berkompromi dengan kegiatan apa pun yang melanggar hukum, khususnya mengenai eksploitasi anak-anak sebagai pekerja," tutur GISB, seperti dikutip dari CNA.
“Kami siap menawarkan kerja sama kami kepada pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu (11/9) malam.
Pejabat kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Razarudin Husain, mengatakan dalam operasi penggerebekan itu mereka menangkap 171 pria dewasa, termasuk ustaz. Penggerebekan dilakukan di 20 tempat yang berada di dua negara bagian.
"Semua panti asuhan itu dikelola Global Ikhwan Services and Business (GISB)," ucap Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain, seperti dikutip dari Reuters.
Inspektur Jenderal Kepolisian Kerajaan Malaysia Razarudin Husain. Foto: Mohd RASFAN/AFP
Polisi juga mengungkap bahwa 402 anak yang diselamatkan dari penggerebekan 20 panti asuhan pada Rabu lalu merupakan anak karyawan GISB Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Kami yakin 402 anak tersebut adalah ayah dari anggota GISB. Itulah kecurigaan kami saat ini,” kata Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain kepada AFP, Kamis (12/9).
Razarudin menambahkan, anak-anak itu dibawa ke panti asuhan setelah lahir, dan di sana juga mereka diduga jadi korban pelecehan.
Bentuk pelecehan, ucap Razarudin, termasuk sodomi oleh wali dewasa. Kemudian mereka diduga diajari menyodomi anak-anak lainnya di panti itu.
Otoritas agama Islam di negara bagian Selangor, Malaysia, menyatakan kesiapannya untuk memantau dengan cermat aktivitas GISB.
“(Kami) tetap waspada terhadap fakta apa pun yang mengarah pada penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya,” kata mereka.

Ada Korban Disabilitas

Ilustrasi anak disabilitas. Foto: Art_Photo/Shutterstock
Kasus pelecehan seksual di panti asuhan Malaysia melibatkan total 402 anak dan remaja berusia satu hingga 17 tahun. Dari jumlah tersebut, terungkap di antaranya merupakan penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
“Kami sedang melakukan proses pemindahan korban ke shelter di Bukit Beruntung, Cheras dan Seremban mulai kemarin. Awalnya korban ada 402 orang, namun setelah proses screening kami menemukan ada anak autis, cacat dan sakit," tutur Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Razarudin Husain, Jumat (13/9), seperti dikutip dari Berita Harian Malaysia.
Dalam pernyataan terbarunya, Razarudin juga mengungkap rincian usia para korban; 57 orang berusia di bawah 4 tahun, 198 orang umur 5 hingga 12 tahun, 115 orang berusia 13 hingga 17 tahun, dan 14 orang berumur lebih dari 18 tahun. Total yang telah diidentifikasi ada 384 orang.
“Mereka (anak disabilitas dan sakit) ditempatkan dalam perawatan JKM (Departemen Kesejahteraan Sosial). Namun delapan korban lainnya belum diketahui usianya dan masih menunggu Kementerian Kesehatan serta wawancara dengan pengurus rumah amal yang bersangkutan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT

Sekilas tentang GISB

Suasana menunjukkan kantor pusat Global Ikhwan Services and Business (GISB) di Rawang, di luar Kuala Lumpur, pada tanggal 12 September 2024. Foto: Hasnoor Hussain/REUTERS
GISB Holdings, perusahaan konglomerat Muslim yang memiliki aset sekitar USD 74,9 juta secara global, didirikan pada 2010.
Menurut laporan 2022 yang dikutip Free Malaysia Today, perusahaan ini memiliki supermarket, minimarket, toko roti, 120 restoran, dan bisnis lainnya di Malaysia, Timur Tengah, Eropa, hingga China.
Konglomerasi ini memiliki lebih dari 5.000 karyawan dan mengoperasikan 415 gerai bisnis di 20 negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Australia.
Perusahaan tersebut diduga terkait dengan Al-Arqam yang telah dibubarkan pemerintah Malaysia sejak 1994.