Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Gloria Paskibraka dan Teori Jatuh Cinta ala Remaja
27 April 2017 7:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Masih Ingat dengan Gloria Natapradja Hamel? Seorang remaja asal Jawa Barat yang menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang bertugas dalam upacara HUT RI ke-71 di Istana Negara pada 2016 silam.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang saat ini duduk di kelas 2 SMAI Dian Didaktika tersebut harus menerima kenyataan tersingkir dari Paskibraka Istana karena memiliki paspor Perancis sehingga dianggap bukan warga negara Indonesia. Ia digugurkan pada menit-menit akhir meskipun sudah melalui berbagai proses seleksi dan pelatihan setelah Ayahnya diketahui berkewarganegaraan Perancis.
Meski tak bisa mengibarkan bendera merah putih di Istana Merdeka selayaknya 67 rekan lainnya, Gloria Natapradja Hamel tetap diperbolehkan hadir di Istana untuk mengikuti upacara detik-detik kemerdekaan. Gloria yang tidak bisa menjadi pengibar bendera kala itu tidak serta merta kecewa melainkan tetap tegar dan tetap mencintai Indonesia meskipun dirinya memiliki status warga negara asing.

Kali ini Gloria kembali membuat sesuatu hal yang menarik, namun bukan lagi soal baris-berbaris ataupun soal pengibaran bendera. Adalah karya ilmiah yang dibuat olehnya yang kembali dibicarakan publik tentang "Reaksi Tubuh di Balik Jatuh Cinta".
ADVERTISEMENT
Alasan Gloria membuat tulisan bertemakan hal ini didasarkan rasa penasarannya akan penjelasan jatuh cinta dari segi reaksi kimia di dalam tubuh.
"Penasaran saja, selama ini banyak orang yang ngomongin tentang cinta dari segi psikologinya, saya pengen tahu lebih dalem tentang cinta dari segi reaksi kimia dalam tubuh kita ketika jatuh cinta," kata Gloria saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (27/4).
Gloria menjelaskan bahwa penelitiannya ini tidak dilakukan dengan penelitian menggunakan percobaan terhadap orang lain. Hanya studi pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah pernah dilakukan.
"Ini cuma studi pustaka saja sih, ini kan kebetulan cuma tugas sekolah. Cari-cari referensi di internet karena sudah banyak juga yang telit soal ini kok," katanya.
Dari tulisan soal rekasi kimia saat jatuh cinta ini, Gloria kemudian mendapatkan pengetahuan bahwa semua yang terjadi pada kita saat jatuh cinta bisa dijelaskan. Gloria mengatakan bahwa kesimpulan tulisan yang ia buat adalah soal perasaan yang timbul pada diri kita didasari dari reaksi kimia di otak yang membuat kita jatuh cinta.
ADVERTISEMENT
"Contohnya yang paling simpel, waktu kita pertama jatuh cinta, biasanya jantung kita berdebar-debar jika ada orang disuka. Itu karena dopamine yang memicu adrenaline di tubuh kita yang akhirnya memacu jantung berdetak lebih kencang, mangkanya kita kadang jadi ga bisa mikir, bodoh, banyak deh," tuturnya.

Apa yang dikatakan oleh Gloria sepertinya memang benar adanya, kita terkadang menjadi seseorang yang berbeda saat kita berhadapan dengan orang yang kita sukai.
Bagaimana pendapatmu tentang cinta? Sepakatkah dengan Gloria?