Goenawan Mohamad: Banyak Kebohongan Diucapkan Presiden, Kesetiaan Bisa Dibeli

12 November 2023 15:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
Konfrensi pers sejumlah tokoh usai bertemu Gus Mus atau  K.H. Ahmad Mustofa Bisri. Foto: Youtube/ GITA Kita
zoom-in-whitePerbesar
Konfrensi pers sejumlah tokoh usai bertemu Gus Mus atau K.H. Ahmad Mustofa Bisri. Foto: Youtube/ GITA Kita
ADVERTISEMENT
Putusan 90 yang mengubah syarat capres-cawapres di Mahkamah Konstitusi, menuai kritik tajam masyarakat. Kritik semakin kencang setelah Hakim MK Anwar Usman dkk dinyatakan melanggar etik imbas putusan ini.
ADVERTISEMENT
Banyak pihak menilai demokrasi di Indonesia telah dicederai. Termasuk sastrawan dan pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad.
Pria yang akrab disapa Goenawan ini menilai situasi politik saat ini menunjukkan kesetiaan hingga kedudukan bisa diperjualbelikan. Ia khawatir kepercayaan masyarakat terhadap sesama makin menipis.
"Kita ke Gus Mus untuk sowan tapi juga untuk berbagi rasa, saling menularkan semangat supaya kembali lagi ada kepercayaan kepada sesama. Karena zaman sekarang kepercayaan kepada sesama sangat tipis," kata Goenawan usai sowan ke Gus Mus bersama Majelis Permusyawaratan Rembang membahas situasi politik terkini, Minggu (12/11).
"Banyak sekali kebohongan yang juga diucapkan oleh Presiden dan orang-orang lainnya. Semua ini sekarang ini bisa dibeli, kesetiaan bisa dibeli, cara bisa dibeli, kedudukan bisa dibeli. Kalau masyarakat kehilangan saling percaya, ya selesai," imbuh dia.
Suhartoyo dan Saldi Isra resmi terpilih menjadi Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menggantikan Anwar Usman, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (9/11/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Goenawan mengajak masyarakat lebih membuka mata dan turut menyuarakan keresahan tersebut. Ia menekankan, polemik MK telah membuktikan aturan di Indonesia mudah diubah hanya demi kepentingan elite.
ADVERTISEMENT
Putusan nomor 90 di MK terkait capres-cawapres boleh berusia 40 tahun asal sudah menjabat kepala daerah dinilai pemulus bagi putra Jokowi, Gibran Rakabuming, maju menjadi cawapres.
Hakim Anwar Usman yang juga paman Gibran terbukti melanggar etik terkait putusan nomor 90 tersebut, namun putusan nomor 90 masih tetap berlaku.
"Makin mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar-bongkar bahkan dirusak. Terjadinya di MK menunjukkan itu. Pemaksaan penutupan saluran suara dan sebagainya. Kalau itu terjadi Pilpres yang akan datang, itu bisa tegang," ujar Goenawan.
"Mesti ada yang menang tapi kemenangan itu kosong. Yang menang karena ada legitimasi bukan legalitas, apa pun yang menang akan cacat," tandas dia.
Konfrensi pers sejumlah tokoh usai bertemu Gus Mus atau K.H. Ahmad Mustofa Bisri. Foto: Youtube/ GITA Kita
Tokoh-tokoh salam Majelis Permusyawaratan Rembang menyambangi Gus Mus untuk menyampaikan keresahan tentang dinamika politik menjelang Pilpres siang ini.
ADVERTISEMENT
Hadir eks Menteri Agama Lukman Hakim, Erry Riyana Hardjapamekas, Omi Komaria Madjid, Romo Benny, hingga menantu Gus Mus, Wahyu Salvana.
Sejumlah tokoh yang tak dapat hadir langsung di Rembang mulai dari istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, Renald Kasali, Natalya Soebagyo, hingga pendeta Gomar Gultom juga disebut mendukung rembuk tersebut.