Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Golan Diserang Rudal: Israel Naik Pitam, Ancam Balas Dendam ke Hizbullah
29 Juli 2024 9:56 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Israel berjanji akan menuntut balas atas serangan di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, akhir pekan lalu. Serangan dari Lebanon tersebut menewaskan 12 orang.
ADVERTISEMENT
Israel menuding Hizbullah di balik serangan itu. Hizbullah menyangkal tudingan itu dan balik menyalahkan proyektil nyasar dari sistem rudal Iron Dome milik Israel.
Apa yang terjadi di Dataran Tinggi Golan adalah serangan paling berdarah terhadap Israel setelah 7 Oktober 2023 ketika Hamas menyerang mereka.
Dalam keterangannya, Israel menyebut roket Falaq-1 buatan Iran menghantam sebuah sekolah di sana. Hizbullah, yang dituduh Israel, membantah terlibat serangan di Golan.
Hizbullah hanya menyebut, pada Sabtu (27/7) mereka menembakkan rudal ke Israel. Akan tetapi, yang ditargetkan adalah situs militer Israel di Golan, bukan sarana sipil.
Akibat serangan di Golan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempersingkat lawatannya di Amerika Serikat (AS). Setibanya di Israel, Netanyahu langsung menggelar rapat kabinet keamanan.
ADVERTISEMENT
"Hizbullah akan membayar mahal serangan itu, sebuah harga yang belum pernah dibayar sebelumnya," kata Netanyahu seperti dikutip dari AFP.
Kantor PM Israel kemudian merilis pernyataan, kabinet mengizinkan Netanyahu dan Kemhan untuk mengambil langkah demi merespons serangan di Golan.
Tidak disebut dengan rinci respons seperti apa bakal diambil.
Menhan Israel Yoav Gallant bahkan terlihat melawat ke Golan pada Minggu (28/7) pagi, atau sehari setelah serangan. Dia menegaskan, balas dendam Israel akan menghantam otak serangan dengan begitu keras.
"Hizbullah sudah melewati semua garis batas," kata Kemlu Israel menambahkan pernyataan Gallant.
Majdal Shams
Lokasi serangan, Majdal Shams, adalah wilayah penduduk Arab berbahasa Druze di Dataran Tinggi Golan. Insiden yang memicu kemarahan Israel terjadi akibat rudal menghantam sebuah lapangan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Otoritas lokal setempat menyebut, korban jiwa adalah anak-anak berusia 10 sampai 16 tahun. Seorang anak 11 tahun dilaporkan hilang setelah kejadian.
Polisi Israel mengumumkan anak itu sebagai korban jiwa ke-12.
Hizbullah, yang dituding otak serangan, kerap melepaskan serangan rudal setelah 7 Oktober lalu. Mereka menyatakan, serangan ke Israel adalah bentuk dukungan terhadap perjuangan warga Gaza melawan agresi Israel.
Laporan Kementerian di Gaza, agresi Israel menewaskan nyaris 40 ribu orang di sana. Mayoritas korban jiwa adalah warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan.
Menteri Israel yang Melayat Diusir
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sejumlah menteri Israel yang datang untuk melayat korban rudal, diusir oleh masyarakat Druze.
"Pergi kau dari sini, kau penjahat! Kami tidak menginginkanmu di Golan," teriak seorang pengunjuk rasa kepada Menkeu Bezalel Smotrich, dikutip dari Anadolu.
ADVERTISEMENT
Menteri Perlindungan Lingkungan Hidup Idit Silman, Menteri Ekonomi Nir Barkat, dan Menteri Energi Eli Cohen juga mendapat perlakuan yang sama.
Menurut harian Israel Yedioth Ahronoth, Forum Otoritas Druze mengirim surat kepada menteri pemerintah Israel, isinya meminta mereka untuk tidak menghadiri pemakaman.
"Jangan datang. Mengingat situasi yang sensitif, kami meminta agar pembantaian ini tidak dijadikan acara politik. Kami menuntut pemakaman keagamaan yang tenang sesuai adat Druze," demikian bunyi surat tersebut.