Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Golkar soal Patung di Kostrad Dibongkar: Tak Perlu Ada Teori Konspirasi
28 September 2021 15:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membuat heboh publik akibat keterangannya soal raibnya patung Soeharto hingga AH Nasution di Museum Kostrad. Gatot menilai pembongkaran patung tersebut sebagai upaya menghilangkan sejarah G30S PKI, bahkan upaya penyusupan paham komunis di tubuh TNI .
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi I Fraksi Golkar , Bobby Adhityo Rizaldi, menyayangkan pernyataan yang dilontarkan Gatot. Menurut dia, jika Gatot memang memiliki tuduhan tertentu sebaiknya dibahas langsung dengan keluarga TNI, bukan dilontarkan kepada publik.
“Ya, ini saya rasa diselesaikan secara kekeluargaan dulu. Diselesaikan di keluarga besar TNI, baik yang aktif dan purnawirawan,” kata Bobby kepada kumparan, Selasa (28/9).
“Tuduhan-tuduhan publik seperti ini kurang baik di saat kita perlu soliditas seluruh elemen bangsa menghadapi pandemi COVID-19, dan juga secara institusi TNI sebagai lembaga yang dipercaya rakyat,” imbuh dia.
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman telah memberikan penjelasan terhadap polemik raibnya patung tokoh negara di Museum Darma Bhakti Kostrad. Dudung menerangkan, tiga patung yakni Presiden Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution dibongkar karena diminta sang pembuat dan penggagas patung, eks Pangkostrad Letjen (Purn) AY Nasution.
ADVERTISEMENT
Dudung mengungkap AY Nasution merasa bersalah telah membuat patung tersebut. Sebab menurut keyakinan agama yang bersangkutan, membuat patung adalah dosa.
Oleh sebab itu, Bobby meminta hal ini tak perlu lagi dipermasalahkan. Apalagi dibuat macam-macam konspirasi teori, seperti tuduhan yang dilontarkan Gatot.
“Ini sudah diklarifikasi oleh Pak Dudung, disampaikan karena patung tersebut diminta oleh penggagasnya, keluarga Pak AH Nasution. Sedangkan diorama yang lain tetap ada di sana. Penggagasnya yang tidak berkenan patung dihadirkan di sana,” ujar dia.
“Pak Dudung menghargainya, sepanjang yang disampaikan begitu, ya, tidak ada masalah, kan? Enggak perlu sampai ada konspirasi teori macam-macam. TAP MPRS XXV 1966 pembubaran PKI juga masih berlaku, jadi tidak ada masalah soal ini,” tandasnya.
ADVERTISEMENT