Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kasus suap pupuk yang melibatkan anggota DPR Fraksi Golkar Bowo Sigit Pangarso, menunjukkan fakta mencengangkan. Bowo menerima uang Rp 8 miliar yang sudah dimasukkan ke dalam 400 ribu amplop, diduga untuk serangan fajar Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP Partai Golkar, Ibnu Munzir, menepis anggapan uang itu untuk serangan fajar demi menaikkan suara Golkar. Menurutnya, perkara itu urusan pribadi Bowo yang juga caleg DPR di dapil Jateng II.
"Individu, pasti itu individu. Mana ada instruksi partai," ucap Ibnu kepada kumparan, Kamis (28/3).
Ibnu --yang mengaku tidak begitu dekat dengan Bowo, menyebut tiap kader berusaha sesuai kemampuan masing-masing untuk duduk menjadi anggota dewan. Tidak ada perintah menggunakan politik uang.
"Saya saja ketua (DPP) enggak ada buat kampanye. Tarik sana, sini, sudah ludes. Ada bantu kawan cuma sedikit," ucap Ibnu, sambil menegaskan menyerahkan perkara kader Golkar itu ke KPK.
Bowo ditangkap karena diduga menerima suap dari berbagai pihak terkait pengiriman pupuk dengan kapal. Dalam penangkapan itu, KPK mengamankan uang Rp 8 miliar pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang tersimpan dalam 400 ribu amplop di 84 kardus itu diduga akan digunakan untuk serangan fajar.
ADVERTISEMENT
"Diduga telah mengumpulkan uang dari sejumlah penerimaan-penerimaan terkait jabatan yang dipersiapkan untuk serangan fajar pada Pemilu 2019 nanti," kata Komisioner KPK Basaria Panjaitan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/3).