Golput Tinggi di Jakarta: Tertinggi Sepanjang Sejarah; KPU Akan Evaluasi

29 November 2024 7:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KPU. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KPU. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Angka partisipasi pemilih pada Pilgub DKI Jakarta 2024 hanya mencapai 4.357.512. Padahal, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 8.214.007. Artinya, partisipasi pemilih di Ibu Kota ada di angka 53,05 persen atau yang golput mencapai 46,95 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, angka golput pada Pilgub Jakarta 2024 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Pilgub Jakarta sendiri dipilih secara langsung oleh rakyat sejak 2007 silam.
Terkait hal itu, anggota KPU Jakarta Astri Megatari, mengatakan angka sementara yang didapat KPU tidak jauh berbeda dengan yang beredar saat ini. Ini juga terjadi di daerah lainnya.
“Untuk VTO, dari pantauan sementara angkanya memang kisaran demikian. Dan menurut info, di daerah lain juga seperti itu,” kata Astri saat dikonfirmasi, Kamis (28/11).
VTO merupakan singkatan dari voter turnout atau pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan suara atau tingkat partisipasi pemilih.
Astri menyebut, KPU Jakarta telah melakukan beragam upaya agar hal tersebut tak terjadi. Rendahnya angka partisipasi ini, menurutnya, akan menjadi bahan evaluasi.
ADVERTISEMENT
“Berbagai upaya kami sudah lakukan untuk sosialisasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat sudah kami lakukan secara maksimal. Hal ini tentunya akan jadi evaluasi kami ke depan,” tuturnya.

Partisipasi di Pilkada Cenderung Turun

Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata di kantor KPU Jakarta, Jakarta Pusat pada Kamis (28/11/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Ketua KPU Jakarta, Wahyu Dinata, menyebut ada kecenderungan penurunan partisipasi pemilih di Pilkada dibanding dengan Pilpres dan Pileg 2024.
“Memang menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS agak renggang ya, tapi kami belum tahu angka pastinya, berapa tingkat partisipasi, tapi untuk pilkada memang cenderung biasanya lebih rendah dari pilpres,” kata Wahyu kepada wartawan di Kantor KPU Jakarta, Kamis (28/11).
Wahyu mengakui partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta 2024 terus turun. Sekarang angkanya diperkirakan hanya 50-an persen.
"Tingkat partisipasi kami misalnya di 2007 ya, awal 2007 itu sekitar 65 persen, di 2012 juga 65 persenan, di 2017 memang agak tinggi ya, kalau saya tidak salah 78 persen," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami sedang merekap juga, tentu saja kami akan melakukan evaluasi, kalau memang ada penurunan tingkat partisipasi. Apakah memang disebabkan karena program-program kami yang kurang baik di masyarakat, atau memang ada kondisi tertentu ya," jelas dia.

DPR Akan Evaluasi

Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad tiba menghadiri Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Abid Raihan/kumparan
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan turunnya partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 akan menjadi evaluasi oleh pihaknya.
“Kami lagi evaluasi tentang partisipasi pemilih ya, terutama di Jakarta yang mengalami penurunan,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (28/11).
Kendati begitu, ia juga menyebut, di beberapa daerah partisipasi pemilih itu turun lantaran faktor cuaca pada saat hari pemungutan suara.
“Di beberapa daerah sih karena cuaca terutama terjadi hujan lebat dan lain-lain sehingga partisipasi pemilih itu turun seperti di Batam kan monitor, Kepri misalnya itu hujan lebat sekali,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

JK Ikut Soroti

Soal partisipasi pemilih yang turun ini juga mendapat sorotan beberapa tokoh misalnya Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK). JK mengatakan ada kemungkinan warga terpengaruh gerakan untuk memilih tiga paslon.
"Saya belum tahu datanya itu. Ya, mungkin orang, karena terpengaruh dulu ada mengatakan ya golput saja atau pilih tiga-tiganya," kata JK ditemui usai mengisi Seminar Nasional Lustrum XV dan Dies Natalis ke-75 Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balai Senat UGM, Kamis (28/11).
"Kalau begitu, agak kurang adalah kurang bagus tanggapan orang," bebernya.

Komentar Pramono Anung

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menunjukkan surat suara saat akan memberikan hak suaranya di TPS 046 di di daerah Cipete Selatan, Rabu (27/11/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Cagub Jakarta Pramono Anung tidak memungkiri partisipasi warga menggunakan hak pilih rendah. Ini juga terjadi di berbagai daerah.
“Yang pertama mengenai orang yang tidak menggunakan hak pilihnya memang di dalam Pemilu kali ini merata di seluruh Indonesia. Hampir sama sebenarnya, termasuk di Jakarta cukup tinggi," ujar Pramono dalam konferensi pers di Cipete Jakarta Selatan, Kamis (28/11).
ADVERTISEMENT
Tahun ini memang dipenuhi dengan Pemilu. Diawali dengan Pilpres dan Pileg di awal tahun. Lalu, diakhiri dengan Pilkada Serentak pertama se-Indonesia.
Pramono menilai, faktor ini juga tak lepas dari rendahnya partisipasi pemilih dan tingginya golput.
“Karena kemarin dalam waktu yang berurutan ada Pemilu Legislatif, Pilpres, dan Pilkada dalam waktu yang berdekatan itu melelahkan bagi publik,” ucap Pramono.