Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
GP Ansor Surati Kemenlu Minta Permohonan Maaf Dubes Saudi
3 Desember 2018 21:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Surat permohonan koresponden diplomatik dilayangkan oleh Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
Dalam keterangannya, GP Ansor mendesak Retno untuk meminta klarifikasi serta permohonan maaf terkait cuitan Duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Muhammad Al-Suabi, di Twitternya pada Minggu (2/12).
Dalam keterangannya, GP Ansor juga melampirkan 4 poin sehubungan dengan respons tulisan Osama. Di antaranya menyatakan bahwa GP Ansor merupakan organsisasi keagamaan dan kepemudaan yang berasaskan Islam yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya, dalam surat tersebut GP Ansor menyebut bendera yang dibakar pada acara Peringatan Hari Santri di Limbangan, Garut, Jawa Barat pada 22 Oktober 2018 adalah bendera HTI dan telah diberitakan oleh media massa juga pemerintah.
"Baik pelaku pembakaran maupun pelaku penyelundupan bendera yang dibakar pada kegiatan acara kami, sama-sama sudah diproses di kepolisian. Masalah ini telah diselesaikan secara hukum menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia," kata Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya.
Selanjutnya GP Ansor mendesak Kemenlu untuk meminta klarifikasi dari pernyataan Osama.
ADVERTISEMENT
"Kami dengan ini memohon kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, agar kiranya dapat menggunakan koresponden diplomatik yang ada, guna meminta klarifikasi dan permohonan maaf dari Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudia sehubungan dengan materi unggahan yang dimaksud," pungkasnya.
Sebelumnya, melalui akun Twitter pribadinya @Os_alshuibi, Osama menyebut bahwa Reuni 212 adalah reaksi dari pembakaran bendera berlafalkan tauhid oleh organisasi yang sesat dan menyimpang. Menurut Ketua PBNU Said Aqil, organisasi yang dimaksud Osama ialah GP Ansor.
Karenanya, Said merasa keberatan atas pernyataan Osama. Kini, cuitan yang diunggah oleh Osama telah dihapus. Namun Said mendesak Kemenlu untuk memberikan nota kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi agar segera memulangkan Osama.