Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jepang tidak main-main sebagai tuan rumah. Salah satu hal menakjubkan yang Jepang hadirkan adalah Grand Ring, bangunan megah dan kokoh berarsitektur kayu yang dibuat melingkar. Grand Ring berdiameter dalam 615 meter dengan panjang lingkaran mencapai 2 KM itu ditetapkan Guinness World Record sebagai bangunan berarsitektur kayu terbesar di dunia. Total luas bangunan ini mencapai 61.035,55m².
Grand Ring merupakan simbol Expo 2025 Osaka, yang mengusung konsep ‘Bersatu dalam Keberagaman.’ Ring ini dibangun menggunakan perpaduan metode konstruksi modern dan sambungan Nuki tradisional, seperti yang digunakan dalam pembangunan kuil dan tempat ibadah Jepang.
Ring ini akan berfungsi sebagai jalur utama lalu lintas pengunjung di sekitar lokasi Expo, yang memudahkan pergerakan pengunjung di lokasi dan menawarkan pengunjung ruang yang nyaman terlindung dari angin, hujan, dan sinar matahari. Grand Ring terlihat semakin indah saat malam hari, ketika berselimut cahaya lampu.
ADVERTISEMENT
Grand Ring didesain oleh arsitek dari Tohata Architects dan Azusa Sekjei Co., Tohata Architects sendiri merupakan kantor arsitek ternama yang sudah berdiri hampir 100 tahun di Jepang. Menurut Hisako Nagata, arsitek dari Tohata, yang merupakan generasi kelima pendiri Tohata, pembangunan Grand Ring ini menghabiskan anggaran 3,6 miliar Yen atau setara Rp 400 miliar.
Grand Ring dibangun dari 3 jenis kayu, yaitu Cedar (Sugi), Cemara (Cypress), dan Pinus. Kayu Cedar dan Cemara berasal dari Jepang dan Pinus didatangkan dari Skotlandia. Kayu Cedar dan Cemara mendominasi sekitar 70 persen. “Kayu Sugi sebagai alasnya, Kayu Hinoki sebagai penyangga,” kata Hisako.
Expo 2026 Osaka ini bertemakan ‘Designing Future Society for Our Lives’ dengan subtema: “Saving Lives, Empowering lives, and Connecting Lives’. Karena itu, di pameran ini para peserta pameran diharuskan membuat paviliun dengan tema tersebut. Intinya, bagaimana dunia saat ini sudah harus menyiapkan kehidupan masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Sebelum pameran dimulai, panitia sudah mengumpulkan berbagai persoalan dan tantangan dunia di masa mendatang dan merancang solusinya dari para peserta. Selain alam yang harus dijaga dan dilestarikan, juga diperlukan teknologi mutakhir untuk menciptakan ide-ide baru untuk menyelesaikan masalah global yang dialami umat manusia nanti.
Paviliun-paviliun peserta pameran berada di dalam Grand Ring ini. Saat kumparan mengunjungi Expo ini, pada Selasa (15/4/2025), sudah hampir 100 persen paviliun terbangun. Desain-desain paviliun sangat menarik. Sebagian besar paviliun menggunakan unsur kayu dengan dibalut teknologi masa depan. Di dalam Grand Ring juga terdapat hutan buatan, yang menghijau dengan banyak pepohonan.
Lantas bagaimana bila Expo 2025 Osaka selesai pada 13 Oktober 2025, apakah hutan ini akan tetap dipertahankan? Panitia menginformasikan bahwa hutan tetap akan dipertahankan. Namun, paviliun-paviliun akan dibongkar. Sementara Grand Ring juga akan dibongkar. “Grand Ring akan dibongkar dan kayu-kayunya nanti bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain. Makanya material kayu dipilih, supaya kalau dibongkar, bisa dimanfaatkan lagi,” terang Hisako Nagata.
Expo 2025 Osaka ini diikuti oleh 161 negara dan 9 organisasi internasional. Indonesia juga ikut dalam pameran ini. Event pameran internasional ini sudah digelar sejak 1851 di London. Osaka sudah menjadi tuan rumah dua kali. Sebelumnya, Expo Osaka digelar pada 1970.
ADVERTISEMENT
Menurut salah seorang panitia Expo, Arai, pemerintah Jepang sudah menyiapkan diri sebagai tuan rumah selama 4 tahun lalu. Selain menyelesaikan reklamasi Yumeshima, pemerintah Jepang juga membangun infrastruktur yang menunjang pameran ini, termasuk stasiun kereta.
Dana besar dikeluarkan Jepang untuk menyelenggarakan event ini. Pemerintah Jepang sendiri menargetkan 28 juta orang akan mengunjungi Expo Osaka 2025, baik warga Jepang maupun warga asing.
Untuk menuju ke lokasi Expo, pengunjung tidak sulit. Pemerintah Jepang sudah menyiapkan sejumlah moda transportasi umum, baik kereta, bus, maupun taksi. Di pekan pertama, Expo ini mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat Jepang maupun turis asing.