Greenpeace soal Penyebab Banjir Kalsel: Hutan Jadi Industri Sawit-Batubara

18 Januari 2021 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir di desa Hantakan, Kalimantan Selatan. Foto: ANTARANEWS
zoom-in-whitePerbesar
Banjir di desa Hantakan, Kalimantan Selatan. Foto: ANTARANEWS
ADVERTISEMENT
Ribuan rumah dan bangunan terendam serta mengakibatkan korban jiwa dalam musibah banjir yang terjadi di Provinsi Kalsel.
ADVERTISEMENT
Greenpeace Indonesia turut menganalisis penyebab banjir yang terjadi sejak 13 Januari 2020. Juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika, menuturkan deforestasi atau penggundulan hutan yang dilakukan secara terus menerus dalam 10 tahun terakhir merupakan penyebab terjadinya banjir.
Penggundulan hutan itu dilakukan dalam rangka ekspansi industri ekstraktif yaitu sawit dan batubara.
"Penyebab deforestasi terbesar di Kalimantan saat ini sawit dan batubara," tuturnya kepada kumparan, Senin, (18/1).
Ia juga menambahkan, lokasi banjir di sejumlah daerah di Provinsi Kalsel berada di area Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito dan DAS Maluka.
Dalam data yang dikumpulkan, tutupan hutan di area DAS Barito sudah di bawah 50%. Sementara DAS Maluka tidak sampai 1%.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuktikan bahwa ekspansi industri ekstraktif yang dilakukan secara masif telah menghancurkan daya tahan lingkungan terutama di Kalimantan Selatan.
Ia juga menyebut dampak kerugiannya tidak hanya faktor lingkungan namun juga menimbulkan kerugian ekonomi.
"Bencana yang kita saksikan saat ini adalah kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Alih-alih industri ekstraktif digadang-gadang menjadi prioritas ekonomi Indonesia, justru menimbulkan kehancuran ekologis," imbuhnya.
Dalam mengevaluasi musibah banjir ini, Hindun menyebut pemerintah harus bertindak dengan menghentikan pemberian izin deforestasi batu bara dan sawit di Kalimantan Selatan.
"Evaluasi dalam arti penghentian pemberian izin, karena dengan kondisi saat ini menunjukkan daya dukung lingkungan sudah tidak mampu," tuturnya.
Hingga saat ini, sedikitnya ada 10 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yang terdampak banjir. Selain itu, ada 15 orang tewas akibat banjir ini.
ADVERTISEMENT
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona