Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Gubernur Khofifah soal Larangan Presiden ke Kediri: Ya Allah, Itu Zaman Dulu
19 Februari 2020 18:05 WIB
ADVERTISEMENT
Polemik pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang melarang Presiden Jokowi berkunjung ke Kediri menjadi buah bibir.
ADVERTISEMENT
โYa Allah iki jaman ndwisek rek, lah lapo, kenapa sampean tiba-tiba cerita mitologi (ya Allah itu zaman dulu banget, lah kenapa Anda tiba-tiba cerita mitologi). Karena kemarin (polemik Presiden Jokowi dilarang ke Kediri) ya, ya udah, udah,โ terang Khofifah di Novotel Samator, Surabaya, Rabu (19/2).
Sebelumnya, Seskab Pramono Anung di hadapan para kiai sepuh pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadien, Lirboyo, berkelakar melarang Presiden Jokowi datang ke Kediri.
ADVERTISEMENT
"Ngapunten (maaf), Kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden untuk berkunjung di Kediri," ucap Pramono Anung saat menghadiri peresmian rusunawa di Ponpes Lirboyo, Kediri, Sabtu (15/2).
Mitos itu memang sudah lama dipercaya warga Kediri. Lengsernya Presiden Sukarno, BJ Habibie, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahkan seringkali dikait-kaitkan dengan mitos tersebut. Gus Dur, misalnya, lengser karena dimakzulkan MPR pada 23 Juli 2001. Tiga hari sebelumnya, Gus Dur mengunjungi Pondok Pesantren Lilboyo.
Entah kebetulan atau bukan, klaim ini tentu menuai perdebatan. Yang jelas adalah mitos keangkeran Kediri bagi presiden benar-benar ada dan kadung mengakar.
Di media sosial, penjelasan mengapa presiden tak boleh berkunjung ke Kediri dihubungkan dengan kutukan di era Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga.
ADVERTISEMENT