Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) mengabulkan pencabutan gugatan perdata yang dilayangkan pihak tersangka kasus pembunuhan, Arif Nugroho dan Muhammad Bayu Hartoyo, terhadap AKBP Bintoro, AKP Mariana, AKP Ahmad Zakaria, Evelin Dohar Hutagalung, dan Herry.
ADVERTISEMENT
Dalam gugatannya, Arif dan Bayu meminta Bintoro dkk mengembalikan uang Rp 1 miliar serta sejumlah kendaraan. Kendaraan tersebut termasuk mobil Lamborghini Aventador serta motor Sportstar Iron dan BMW HP4.
Dikutip dari SIPP PN Jakarta Selatan, Pemohon mencabut gugatannya yang kemudian dikabulkan Hakim. Putusan itu diketok pada 12 Februari 2025.
"Mengabulkan permohonan Para Penggugat untuk mencabut perkara Nomor 30/Pdt.G/2025/PN Jkt.Sel," bunyi putusan Hakim dikutip dari situs PN Jaksel, Rabu (19/2).
Bakal Gugat Lagi?
Sebelumnya, Kuasa Hukum dari Penggugat, Pahala Manurung, mengatakan pihaknya memutuskan untuk mencabut gugatan karena berkas yang dinilai kurang lengkap.
Dia pun menegaskan, gugatan bakal kembali didaftarkan. Bahkan, tak menutup kemungkinan, jumlah tergugat dan nilai kerugian yang dialami oleh kliennya bakal bertambah.
ADVERTISEMENT
"Karena kita mau tambah para pihak, maupun ada alamat yang kurang tepat, jadi kita mencabut sementara ya. Namun, kami akan melakukan kembali seperti ini untuk menambah pihak berikutnya. Sehingga nilai kerugiannya lebih kita masukkan lagi," ucap dia, Rabu (5/2).
Pahala menambahkan jumlah pihak tergugat bakal bertambah satu hingga dua orang. Namun, dia belum menyebut identitas tergugat yang dimaksud. Menurut dia, identitas tergugat bakal diungkap dalam e-court gugatan PN Jakarta Selatan.
"Nanti kita sampaikan di e-court gugatan," ujar dia.
Kasus AKBP Bintoro
Mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, dikenakan sanksi PTDH dari anggota Polri terkait dengan kasus dugaan pemerasan terhadap tersangka kasus pembunuhan, Arif Nugroho dan Muhammad Bayu Hartoyo.
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan pemerasan mencuat usai Bintoro digugat perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Gugatan itu terkait dengan perbuatan melawan hukum. Bintoro diminta untuk mengembalikan sejumlah aset mewah.
Bintoro membantah tudingan pemerasan itu. Dia menyebut hal itu mengada-ada.
"Tuduhan saya menerima uang Rp 20 miliar sangat mengada-ngada," kata dia melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan pada Minggu (26/1).
Bintoro menyebut kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Arif dan Bayu sudah dilimpahkan ke Kejaksaan dan bakal segera disidangkan di pengadilan. Dia menduga pihak dari Arif tak menerima kasus itu terus berlanjut hingga ke pengadilan sehingga menyebar fitnah terhadap dirinya.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Divisi Propam Polda Metro Jaya Bintoro dinyatakan bersalah. Selain dipecat dari Polri, Bintoro juga diminta meminta maaf kepada pimpinan Polri dan pihak yang dirugikan atas perbuatannya.
ADVERTISEMENT
Bintoro menyatakan banding atas putusannya itu.
"Banding," kata Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, di Polda Metro Jaya pada Jumat (7/2).