Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ulama Turki , Fethullah Gulen mengecam pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty di Paris serta penikaman yang menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis.
ADVERTISEMENT
"Saya mendengar bahwa telah terjadi sebuah pembunuhan atas Samuel Paty secara sangat sadis di sebuah daerah di Paris baru-baru ini dan kabar ini amat mengguncang hati saya," kata Gulen seperti dikutip dari situs pribadinya, fgulen.com.
Gulen juga mengaku sedih dan terkejut dengan peristiwa penikaman secara keji di gereja di Nice yang mengakibatkan 3 orang tewas.
"Saya ingin menyatakan secara terbuka bahwa saya bahkan lebih sedih karena mereka yang melakukan kejahatan ini menggunakan argumen Islam dan meneriakkan slogan-slogan agama," lanjutnya.
Gulen juga menambahkan bahwa kekerasan tidak pernah bisa dimaafkan
"Dapat dimengerti bahwa umat Islam, yang percaya dan menghormati semua nabi sejak nabi Adam, mengharapkan orang lain untuk menghormati Nabi Muhammad dan merasa tersinggung dengan ekspresi dan penggambaran yang tidak menghormatinya tetapi ada cara-cara kemanusiaan, diplomatik, dan hukum yang sah untuk mengekspresikannya," lanjut Gulen.
Ia juga menambahkan terlepas dari tujuannya, kekejaman dan kekerasan bukanlah cara Nabi, dan bahkan jika kekerasan tersebut dilakukan dengan membawa agama. Hal itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai inti Islam.
ADVERTISEMENT
"Nabi Muhammad selalu menanggapi orang-orang yang menghina dan mengganggunya dengan kasih sayang dan kelembutan, dan dia berusaha untuk menghilangkan permusuhan," lanjutnya.
Gulen merupakan tokoh yang berpengaruh di Turki. Saat ini ia hidup di pengasingan di Amerika Serikat. Semasa berada di Turki, Gulen aktif dalam gerakan pendidikan dan sosial sipil.
Live Update