Gumpalan "Salju" di Kali BKT Berasal dari Deterjen Rumah Tangga

28 Juni 2020 22:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Permukaan aliran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) terkontaminasi gumpalan busa putih serupa salju, Minggu (28/6/2020).  Foto: Andi Firdaus/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Permukaan aliran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) terkontaminasi gumpalan busa putih serupa salju, Minggu (28/6/2020). Foto: Andi Firdaus/ANTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gumpalan busa berwarna putih muncul di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jaktim, pada Minggu (28/7) pagi. Fenomena itu menarik perhatian warga yang meramaikan kegiatan Car Free Day (CFD) di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih menyebut, gumpalan busa itu berasal dari endapan detergen limbah rumah tangga yang terangkat turbulensi arus.
"Fenomena turbulensi aliran akibat ketinggian yang berbeda dari sisi yang berlawanan dan dipicu oleh penutupan Pintu Air Weir 1 Malaka Sari," kata Andono dilansir dari Antara, Minggu (28/6).
Menurutnya, gumpalan busa itu sudah ditindaklanjuti Dinas LH DKI Jakarta sejak Sabtu (27/6). Ia mengatakan sejak Selasa (23/6) pintu Air Weir 1 Malaka Sari ditutup oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dalam rangka pengurasan air di kawasan BKT.
Penutupan pintu air itu, lanjut dia, dilakukan secara rutin dalam rangka perawatan sungai.
"Penutupan pintu air menimbulkan arus dari arah berlawanan sehingga aliran mengalami pergerakan yang kuat hingga detergen yang terendap cukup lama di dasar, naik ke permukaan," katanya.
ADVERTISEMENT
Andono mengatakan warga di sekitar bantaran sungai masih banyak yang menggunakan detergen keras untuk mencuci pakaian, hingga bisnis cuci kendaraan. Menurutnya sumber air BKT itu berasal dari Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan beberapa saluran air penghubung yang melintas di Jatinegara dan Duren Sawit.
Permukaan aliran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) terkontaminasi gumpalan busa putih serupa salju, Minggu (28/6/2020). Foto: Andi Firdaus/ANTARA
"Memang berasal dari buangan limbah masyarakat yang banyak mengandung detergen keras," katanya.
Ia juga mengatakan, penggunaan deterjen berkategori keras itu akan banyak busa karena mengandung Metilen Blue Active Surfactan (MBAS). Padahal, kata dia, penggunaannya tak ramah lingkungan.
"Padahal banyaknya busa tidak menjadi patokan hasil pencucian bisa lebih bersih. Sebaiknya masyarakat menggunakan detergen lembut yang lebih ramah lingkungan," katanya.
Andono memastikan jika busa tersebut akan hilang dengan sendirinya. Dinas LH DKI Jakarta akan mengintensifkan sosialisasi dan penegakan hukum guna mengantisipasi terulangnya peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kita intensifkan sosialisasi serta penegakan hukum oleh Bidang Penataan dan Penegakan Hukum DLH terhadap pelaku usaha cucian kendaraan dan pakaian di sepanjang BKT yang mengalirkan limbah ke badan air tanpa pengolahan," jelasnya.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.