Gunung Sinabung Erupsi, Warga Perlu Air dan Masker

2 Agustus 2017 16:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situasi daerah Gunung Sinabung saat ini (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Situasi daerah Gunung Sinabung saat ini (Foto: Dok. BNPB)
ADVERTISEMENT
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, kembali erupsi dan memuntahkan abu vulkanik juga awan panas sejak pagi tadi. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyebut warga sangat membutuhkan air dan masker.
ADVERTISEMENT
"Sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB telah terjadi beberapa kali letusan dan 17 kali awan panas guguran," ucap Sutopo dalam keterangan tertulis, Rabu (2/8).
Sutopo merinci, Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG melaporkan pada pukul 10.00 Wib terjadi letusan dengan tinggi kolom 4.200 m disertai dengan luncuran awan panas guguran sejauh 4.500 m ke Tenggara-Timur. Angin sedang ke arah selatan, amplitudo 120 mm dan lama gempa 553 detik.
Letusan Sinabung (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Letusan Sinabung (Foto: Dok. BNPB)
Lalu pada pukul 10.09 WIB terjadi  awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km meter ke arah Tenggara-Timur dan tinggi kolom abu 3.000. Angin sedang ke arah selatan, amplitudo 120 mm, dan lama gempa 319 detik.
ADVERTISEMENT
Ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung. Tidak ada korban jiwa. Hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung.
"Masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan," ujar Sutopo.
BPBD Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan SKPD lain, relawan, dan masyarakat telah membagikan masker, pembersihan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya), dan menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah.
PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara-Timur Gunung Sinabung. 
Erupsi Gunung Sinabung. (Foto: Twitter @supereruption)
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Sinabung. (Foto: Twitter @supereruption)
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar," ucap Sutopo.
ADVERTISEMENT
Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol. Bila tidak kuat menahan volume air, mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.
"Hingga saat ini masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di 8 pos pengungsian. Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Lainnya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. Kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi," terang Sutopo.
 
Letusan Sinabung (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Letusan Sinabung (Foto: Dok. BNPB)