Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Gunung Agung Erupsi, Muntahkan Awan Panas Setinggi 1,5 Km
1 Mei 2018 6:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini merupakan erupsi keempat yang terjadi selama bulan April 2018 dan merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan beberapa erupsi yang terjadi sebelumnya dalam kurun waktu sebulan ini. Biasanya awan yang muncul hanya 500 meter.
Tak hanya asap yang membubung tinggi, erupsi kali ini pun disertai hujan abu.
"Erupsi terjadi. Hujan abu ke arah barat, tim sudah cek ke Besakih memang ada hujan abu tipis. Yang lebih dekat lebih tebal tapi tidak tebal banget karena erupsinya hanya setinggi 1.500 meter. Tapi sudah hilang antara setengah dan satu jam sampai erupsi," kata Devy Kamil Syahbana, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (1/5) pagi.
ADVERTISEMENT
"Ini yang keempat di bulan April, paling tinggi karena yang sebelumnya berkisar di ketinggian 500 meter. Aktivitasnya memang belum kembali stabil," tambahnya.
Ia menyampaikan bahwa sebenarnya kondisi kegempaan Gunung Agung beberapa waktu terakhir cukup rendah bahkan sempat beberap waktu nihil asap. Namun memang itu bukan jaminan bahwa kondisi sudah stabil.
"Kondisi kegempaannya masih rendah saat mau erupsi tersebut. Dalam beberapa waktu sempat banyak nihil asap. Tapi justru terjadi erupsi. Deformasi tetap bergerak, namun ada penyumbatan. Jadi wajar saja terjadi, seperti dia menunggu saatnya saja untuk erupsi," kata Devy.
Hal ini juga yang menjadi alasan PVMBG masih merekomendasikan daerah ancaman bahaya letusan Gunung Api Agung berada 4 km dari kawah.
"Kami tetap rekomendasi 4 km untuk antisipasi hal seperti ini. Kalau kegempaan kecil saja bisa erupsi. Kalau dilihat sejak erupsi November, hingga saat ini kan menurun, sudah pada tahap fase deflasi. Tapi belum stabil, karena kalau stabil itu tidak ada deflasi dan inflasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ia menyampaikan kondisi saat ini sudah kembali menurun pasca erupsi semalam. Walaupun terjadi erupsi hingga hujan abu ke arah barat, tak ada aktivitas bandara yang terganggu, termasuk bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali dan Banyuwangi, Jawa Timur.
"Kami tetap kirim laporan apa yang teramati karena itu prosedur kami. Hasil monitoring dari satelit, abu bergerak ke barat tapi tidak sampai ke bandara, kalau di Barat kan Bandara Banyuwangi, tapi hujan abu hanya sampai di Bali tengah," tambahnya.
Semenjak kembali diturunkan ke level III atau SIAGA pada 10 Februari 2018 yang lalu, hingga hari ini Gunung Agung sudah mengalami 7 kali erupsi. Sebelumnya erupsi terjadi pada 15 April 2018, 11 April 2018, 6 April 2018, 26 Maret 2018, 11 Maret 2018 dan 13 Februari 2018.
ADVERTISEMENT