Gunung Anak Krakatau Bentuk Badan Baru, Saat Ini Tidak Securam 2018

26 April 2022 1:00 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan material vulkanik terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (4/9/2018). Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan material vulkanik terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (4/9/2018). Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia
ADVERTISEMENT
Gunung Anak Krakatau pernah menimbulkan tsunami Selat Sunda pada 2018. Tsunami diduga disebabkan oleh longsoran di barat daya gunung yang didahului letusan.
ADVERTISEMENT
Kini aktivitas Gunung Anak Krakatau kembali meningkat. Status gunung tersebut naik Level 2 menjadi Level 3 atau Siaga.
BMKG juga telah meminta masyarakat untuk waspada dengan potensi tsunami yang terjadi akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini.
Meski begitu Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan kondisi Gunung Anak Krakatau tidak sama seperti saat 2018.
"Belajar dari 2018 yang memicu tsunami. Mungkin saat ini volumenya belum sebesar itu dan belum curam. Tapi kami terus memonitor," kata Eko saat konferensi pers, Senin (26/4).
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat (4/2/2022). Foto: magma.esdm.go.id
Menurut Eko kondisi gunung belum begitu besar. Aktivitas gunung masih membentuk badan baru.
"Ini kan setelah 2018 gunung saat ini dan beberapa ke depan Gunung Anak Krakatau membentuk badan baru. Ini terus kita pantau atau nanti kalau volumenya sudah besar ini kita waspadai bersama potensi untuk runtuh dan memicu tsunami," kata Eko.
ADVERTISEMENT