Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Gunung Merapi yang Kembali 'Batuk' Setelah Letusan Dahsyat 2010
12 Mei 2018 6:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB

ADVERTISEMENT
Gunung Merapi kembali menepati 'janjinya', meletus pada Jumat (11/5) pukul 07.45 WIB. Letusan tersebut menimbulkan asap tebal yang membumbung tinggi ke angkasa. Akibatnya, warga diminta untuk menjauhi daerah rawan bencana beradius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
Beberapa daerah di Yogyakarta dan sekitarnya mengalami hujan abu dengan intensitas sedang. Warga sekitar lereng Merapi juga sempat diungsikan. Polisi memastikan tak ada korban jiwa dalam letusan Gunung Merapi kali ini.

Saat kejadian, Gunung Merapi ramai didaki oleh para pendaki. Setidaknya ada sekitar 120 pendaki yang tengah berada di sekitar puncak dan pos terakhir pendakian, yakni Pasar Bubrah Gunung Merapi. Para pendaki pada akhirnya berhasil dievakuasi, meskipun 18 pendaki sempat mengalami luka ringan dan syok.
ADVERTISEMENT
Selain itu, aktivitas Bandara Adi Sucipto juga sempat ditutup hingga pukul 16.30 WIB dan diperpanjang hingga pukul 19.00 WIB.

Juru kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Surakso Hargo Asihono atau Mbah Asih mengatakan, letusan kali ini tidak besar dan Gunung Merapi hanya sekedar 'batuk'. Ia memperkirakan tidak akan ada erupsi susulan.
Mbah Asih menyebut erupsi kali ini mirip dengan erupsi 1997. Hanya saja, waktu itu erupsi lebih besar, sehingga wilayah sekitar Gunung Merapi sempat gelap.

Mbah Asih menjelaskan sempat muncul tanda-tanda alam empat hari lalu yang menyatakan Gunung Merapi akan meletus. Seperti suhu udara di kaki Gunung Merapi yang jauh lebih panas daripada hari biasa.
Meski demikian, Mbah Asih mengaku tidak terpikirkan Gunung Merapi akan erupsi. Ia mengira hawa panas tersebut awalnya hanya efek dari perpindahan musim saja.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, banyak masyarakat lereng Gunung Merapi yang percaya bahwa Gunung Merapi akan selalu menepati 'janjinya' untuk erupsi. Jika menilik kebelakang, erupsi Gunung Merapi bersiklus 4 tahunan.

Terakhir Gunung Merapi erupsi pada 2014. Kala itu, letusan masih terbilang normal dan status Gunung Merapi tetap normal. Erupsi tersebut terjadi pada Kamis, 27 Maret 2014, sekitar pukul 13.12 WIB. Erupsi tersebut diikuti gempa tektonik pada pukul 01.16 WIB dan 03.52 WIB. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
4 Tahun sebelumnya pada 2010, Gunung Merapi meletus dahsyat. Erupsi pertama terjadi pada 26 Oktober 2010, sekitar pukul 17.00 WIB. Sedikitnya terjadi tiga kali letusan.
Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 kilometer dan disertai keluarnya awan panas atau 'wedhus gembel' yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.
ADVERTISEMENT
Sejak tanggal 26 Oktober aktivitas Gunung Merapi semakin meningkat. Hujan abu terjadi di seluruh daerah sekitar Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Salatiga.

Mulai 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB. Selanjutnya titik api di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.
Erupsi besar mulai terjadi pada 4 November dengan menghasilkan kolom awan setinggi 4 kilometer dan semburan awan panas ke berbagai arah di lereng Gunung Merapi. Sejak saat itu, letusan Gunung Merapi tidak berhenti hingga mencapai puncaknya pada 5 November 2010.
Bahkan, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20 kilometer dari puncak. Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Debu vulkanik diketahui juga mencapai Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor.

Bahaya sekunder dari letusan Gunung Merapi adalah aliran lahar dingin yang mengancam kawasan lereng Gunung Merapi. Pada tanggal 5 November, Kali Code, Yogyakarta dinyatakan berstatus awas.
ADVERTISEMENT
Sejumlah jalan dan jembatan Magelang-Yogyakarta juga sempat terputus akibat diterjang lahar dingin yang membawa batu besar, lumpur, material vulkanik Gunung Merapi.
Erupsi Gunung Merapi 2010 tercatat sebagai salah satu yang paling dahsyat. Data BNPB menyebutkan 341 orang meninggal dunia, 368 orang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, dan 61.154 orang dievakuasi. Adapun kerugian materi mencapai Rp4,23 triliun, termasuk 3.307 bangunan yang mengalami kerusakan.

Gunung Merapi tak hanya merusak dan meluluhlantakkan lereng Gunung Merapi, namun juga merenggut nyawa sang juru kunci Gunung Merapi saat itu, Mbah Marijan. Mbah Marijan ditemukan tewas di rumahnya di Cangkringan pada 26 Oktober 2010. Mbah Marijan ditemukan tak bernyawa dalam posisi bersujud.