Gunung Semeru Erupsi, Apakah Merapi akan Ikut Bergejolak?

5 Desember 2022 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Merah Putih raksasa berkibar di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Bukit Klangong, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (16/8/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Merah Putih raksasa berkibar di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Bukit Klangong, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Selasa (16/8/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi. Status Gunung Semeru kemudian naik dari Siaga ke Awas. Lalu, apakah erupsi Gunung Semeru juga berdampak pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi?
ADVERTISEMENT
Kepala BPPTKG Agus Budi menjelaskan bahwa setiap gunung memiliki sistem vulkanik sendiri sehingga tidak saling terpengaruh. Selain itu, antara Gunung Semeru dan Gunung Merapi memiliki jarak yang jauh.
"Terkait itu kami sampaikan, karena jarak Semeru dan Merapi itu jauh ya, masing-masing punya sistem vulkanik sendiri sehingga kemungkinan tidak terkait ya," kata Agus Budi dihubungi wartawan, Senin (5/12).
Secara umum, Agus Budi mengatakan bahwa Merapi saat ini masih terus mengalami erupsi efusif. Intensitasnya juga masih tinggi.
"Kalau Merapi saat ini masih erupsi dan intensitas erupsi juga masih tinggi. Guguran lebih dari 50 kali per hari, kemudian juga aktivitas internal juga masih tinggi. Kegempaan dari dalam juga di atas itu (jumlahnya)," katanya.
Kondisi terkini pasca erupsi gunung semeru di desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Senin (5/12/2022). Foto: Rubianto/Tugu Malang
Sementara itu, soal gempa yang melanda pulau Jawa seperti di Jawa Barat beberapa waktu lalu juga tidak mempengaruhi Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
"Kalau berdasarkan data pemantauan yang kami amati, sejauh ini tidak ada pengaruhnya. Aktivitas kegempaan yang terjadi di Cianjur, Garut, kami amati tidak terlalu berpengaruh kepada aktivitas Merapi saat ini," katanya.
Kepada masyarakat yang perlu diwaspadai adalah adanya banjir lahar hujan di sungai, lantaran saat ini musim hujan.
"Masyarakat diimbau untuk mewaspadai agar bahaya lahar (banjir lahar hujan) karena awan panas yang terbentuk saat erupsi bisa runtuh saat hujan. Kubah lava yang masih aktif saat ini bisa saja terganggu seperti akibat curah hujan yang tinggi sehingga bisa terjadi dengan runtuhnya kubah lava," pungkasnya.
Sampai saat ini status Gunung Merapi masih Level III atau Siaga sejak 5 November 2020 lalu.
Potensi bahaya di Gunung Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk sektor tenggara yaitu meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal 5 kilometer.
Apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.