Guru Besar UGM Jelaskan Bahaya Etilen Glikol untuk Ginjal

22 Oktober 2022 13:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt saat Webinar dengan tema "Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya" yang digelar Farmasi UGM, Sabtu (22/10). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt saat Webinar dengan tema "Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya" yang digelar Farmasi UGM, Sabtu (22/10). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dicurigai sebagai pemicu kasus gagal ginjal akut misterius pada anak. Lalu apa sebenarnya senyawa EG dan DEG ini?
ADVERTISEMENT
Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt menjelaskan, EG dan DEG ini tidak digunakan dalam obat-obatan maupun makanan. Kemunculan EG dan DEG ini merupakan cemaran dalam obat.
Dijelaskannya, cemaran EG dan DEG kemungkinan berasal dari 4 bahan tambahan yaitu propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin/gliserol. Keempatnya bukan merupakan bahan yang berbahaya atau dilarang.
"Eilen Glikol maupun Dietilen Glikol bukanlah suatu bahan yang itu wajar bila di dalam suatu sediaan farmasi. Karena sifatnya itu toxic namun masih boleh sampai ambang toleransi tertentu. Tadi disebutkan bahwa itu adalah hal yang mungkin dijumpai sebagai impurities atau cemaran dalam bahan baku," kata Zullies dalam Webinar dengan tema "Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya" yang digelar UGM, Sabtu (22/10).
ADVERTISEMENT
Zullies mengatakan, belum bisa dipastikan 100 persen kasus gagal ginjal misterius itu karena obat-obat sirop. Namun, dia mengajak masyarakat untuk tetap mengenal apa itu EG dan DEG.
EG adalah senyawa yang bentuknya cairan jernih tak berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa manis. Secara sifat EG ini sangat larut dalam air dan alkohol. Dia bisa digunakan untuk freezing point atau untuk senyawa anti beku untuk menurunkan titik beku dari air.
"Kemudian jadi istilahnya sering dipakai sebagai anti frizz ya, itu pemakainya bukan di bidang farmasi di dalam permesinan begitu ya kemudian. Jadi untuk apa mobil kapal, air craft itu saya tidak terlalu paham sekali, tetapi yang jelas bukan farmasi itu," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kapan hari juga malam-malam sempat ada yang menanyakan ini orang mesin gitu ya, lho ini kan malahan senyawa-senyawa yang sangat familiar di dunia permesinan. Kenapa tiba-tiba muncul di farmasi itu," katanya.
Ilustrasi Etilen Glikol. Foto: pakww/Shutterstock
Namun, sekali lagi dia menjelaskan, cemaran EG dan DEG ini terjadi karena cemaran dalam proses pembuatan propilen glikol dan bahan lainnya. Sehingga dunia farmasi tidak pernah menggunakan EG dan DEG. Dalam produk obat EG dapat dijumpai sebagai cemaran dengan ada batasannya aktif kerjanya sekitar maksimal 0,1 persen.
"Sumber utama (EG) dari lingkungan itu bisa berasal dari pembuangan produk (mesin) tadi jadi kalau itu dibuang Itu dipakai di mesin tadi di radiator atau di pesawat seperti itu, maka dia nanti akan ada di lingkungan dan di udara sebetulnya dia tidak akan banyak terdapat Karena dia mudah rusak dalam udara ya," katanya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Jika EG Masuk Tubuh?
Zullies mengatakan, EG ini sangat cepat diserap oleh saluran cerna diabsorbsi secara perlahan-lahan melalui kulit dan paru-paru.
"Studi yang melibatkan hewan jadi perlu dipakai pada hewan dengan diberi dosis tunggal menunjukkan bahwa penyerapan Etilen Glikol itu cepat dan hampir sempurna. Sangat mudah diserap," katanya.
"Konsentrasi plasma terjadi pada 1 sampai 4 jam di dalam 1 sampai 4 jam sudah sampai konsentrasi peak plasma di dalam darah sudah memuncak bisa meningkat secara linear dengan dosis tinggi tentu akan lebih tinggi," katanya.
Lanjutnya, karena sangat larut air, EG didistribusikan ke seluruh air tubuh. Waktu paruh dari EG di dalam tubuh adalah sekitar 2,5 jam pada anak-anak dan 3 sampai 8 jam pada orang dewasa kalau terpapar dan tidak diobatin.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebetulnya cukup cepat hilang ya kalau ngeliat setengahnya itu nggak terlalu panjang, makanya kalau tadi disebutkan bahwa ada mereka yang terdeteksi ada EG di dalam, pemakaian kapan juga sebetulnya adalah suatu pertanyaan ya itu pemakaian kapan dan pastinya mungkin tereleminasi tapi tergantung juga jumlah yang masuk begitu," katanya.
"Nah, di dalam hati itu EG akan 80 persen itu akan dimetabolisir hanya sebagian kecil yang kemudian akan keluar dalam keadaan tidak berubah jadi 20 persen itu dia kan dalam keadaan tidak berubah sebagian besar adalah di metabolisme dan metabolit EG ini juga bisa menghasilkan CO2 yang nanti akan dikeluarkan melalui paru-paru," katanya.
Dijelaskan EG akan dimetabolisir di hati dan akan menghasilkan metabolit yang lebih toksik. Di liver, EG kan dimetabolisir dengan rangkaian oksidasi menjadi beberapa senyawa, yaitu glycoaldehyde, glycolic acid, glyoxylic acid, dan oxalic acid.
ADVERTISEMENT
"The rate-limiting step dari proses metabolisme ini adalah perubahan ethylene glycol menjadi glycoaldehyde, yang dikatalisis oleh alcohol dehydrogenase (ADH)," jelasnya
Hal ini akan berbeda pada setiap orang tergantung kecepatan aktivitas dari enzimnya satu orang dengan yang lain. Ketepatan enzim yang bisa terjaga sehingga mungkin ada yang cepat menghasilkan metabolit ada yang lebih lambat.
"Misalnya beneran ini kita asumsikan katakanlah mereka mau terpapar EG ada yang bisa survive ya sembuh, ada yang kemudian menjadi lebih berat atau bahkan meninggal misalnya yang ini adalah misal kita asumsikan terpapar EG karena bisa saja dipengaruhi oleh kecepatan metabolisir," katanya.
Apakah EG Langsung Menyerang Ginjal?
"Gagal ginjal adalah tahap 3. Tahap pertama itu biasanya adalah di neurologis dulu jadi 30 menit sampai 12 jam. Setelah terpapar ini kalau bener mungkin contoh-contoh intoksikasi itu kalau benar-benar yang bukan sekadar cemaran kecil (EG) ya tapi dia keminum atau mungkin menggunakan jadi kasus-kasus intoksikasi maupun EG zaman dulu memang dia digunakan sebagai pelarut atau mungkin jadi lebih memang kadarnya besarnya," katanya.
ADVERTISEMENT
Jika tahap pertama yang terkena adalah saraf, maka tahapan kedua yang terkena adalah tahap kardiopulmonal pulmonary.
"Baru tahap ketiga ini baru tahap ginjal, 24 sampai 72 jam setelah terpapar dari EG," jelasnya.
"Tapi tadi sekali lagi kadang-kadang secara klinis tidak konsisten dan tidak bisa diprediksi kadang satu tahap lebih dominan daripada yang lain dan atau tidak selalu muncul begitu ya. Bisa saja mungkin muncul langsung melompat kita ke ginjal," ujarnya.
Sementara itu, untuk DEG, Zullies menjelaskan bahwa merupakan pelarut. Dia merupakan pengganti gliserol pada zaman dahulu. Sama seperti EG, DEG tidak diizinkan untuk makanan.
"(DEG) dalam produksi resin bahan peledak dan sebagainya perilaku yang sama seperti Etilen Glikol. Dia tidak diizinkan untuk produk makanan karena memang data keamanannya kurang," katanya.
ADVERTISEMENT
DEG ini bisa saja digunakan di kosmetik. Namun sekali lagi bukan untuk yang dimakan atau oral.
"Data tentang toksisitas (DEG) ini yang ada tuh sudah terlalu lama dan tapi kemungkinan memang tetap ada kaitannya sama EG," katanya.