Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Guru Besar UGM Tak Berani Berharap pada Putusan MK: Banyak Tanda-tanda
21 April 2024 14:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Guru Besar Psikologi UGM Prof Koentjoro. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hvzngxsp0f77hbk6n4t9n0vw.jpg)
ADVERTISEMENT
Guru Besar Psikologi UGM Prof Koentjoro mengatakan dirinya tak banyak berani berharap pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Besok MK akan membacakan PHPU atau gugatan Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
"Banyak tanda-tanda. Saya tidak terlalu berani berharap karena ketika empat menteri diminta menjadi saksi di MK, banyak orang berharap mereka akan banyak membantu tetapi ternyata tidak sesuai dengan harapan," kata Prof Koentjoro di Balairung UGM, Minggu (21/4).
Koentjoro menegaskan dirinya bukan partisan. Tugas para sivitas akademika adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga keberadaban.
"Maka dari itu kita harus tetap menjaga mood, menjaga situasi ini agar apa pun yang besok terjadi perjuangan harus tetap kita tegakkan. Kita tidak boleh lelah memperjuangkan kebenaran dan keadilan," katanya.
Lanjutnya, ketika ada keputusan yang tak berpihak pada kebenaran dan membodohkan rakyat maka perguruan tinggi tetap harus bergerak.
"Apalagi kita bisa melihat bahwa guru besar itu juga sudah sangat dikacaukan perannya. Ada guru besar yang betul-betul dari kampus ada pula yang mereka dari politisi yang kemudian bergerak menjadi guru besar. Yang mereka nilai-nilai kebenaran itu berbeda dengan kita," katanya.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya UGM merupakan kampus rakyat dan akan selalu bersama rakyat.
"Insyaallah itu. Kita kampus rakyat, kampus perjuangan makanya kita memperjuangkan. Kita memiliki jati diri bangsa, jati diri UGM, berdasarkan jadi diri itulah kita berjuang," katanya.