Guru Besar UI Beri 9 Catatan Terkait Pelonggaran Aturan COVID-19

8 Maret 2022 10:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Pemerintah secara resmi telah mengumumkan beberapa kebijakan baru tentang COVID-19. Kebijakan tersebut memberikan pelonggaran kepada masyarakat seperti tak diperlukan hasil tes COVID-19 saat perjalanan domestik, durasi karantina, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Aturan wajib PCR dan antigen untuk naik transportasi umum dihapus, berlaku ketika SE Satgas sudah keluar. Karantina dari luar negeri juga kini hanya 1 hari.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga, Aditama memberikan masukan sebagai pertimbangan akan kebijakan baru ini. Menurutnya, ada 9 hal yang perlu dipertimbangkan untuk merespons aturan pelonggaran tersebut.
Dari pertimbangan tren kasus COVID-19 yang masih ada dan kesiapan rumah sakit harus diperhatikan.
Berikut 9 hal yang disampaikan Guru Besar FKUI itu:
1. Jumlah kasus memang secara umum sudah melandai dan mudah2an terus menurun sampai ke situasi Desember 2021 dengan sekitar 100 - 200 kasus sehari, walau di sisi lain tentu masih mungkin ada fluktuasi
ADVERTISEMENT
2. RS dan sistem kesehatan harus selalu siap untuk antisipasi kalau2 ada peningkatan kasus
3. Vaksinasi primer perlu terus ditingkatkan sampai 70% dari total penduduk, bukan hanya 70% dari sasaran yang ditetapkan
4. Booster masih harus ditingkatkan maksimal, angka cakupan sekitar 5-6% sekarang ini nampaknya masih terlalu rendah
5. Angka kematian nasional masih perlu dikendalikan, diharapkan dapat kembali ke data awal Januari 2022 di mana yang wafat tidak sampai 10 orang per hari.
6. angka kepositifan tentunya sudah menurun, akan baik kalau kepositifan sudah di bawah 5%
7. Angka reproduksi juga sudah menurun, dan baiknya tentu di bawah 1.
8. Surveilans (kasus probable/confirmed dan juga gejala/sindromik) harus terus ketat dilakukan, sehingga kalau ada peningkatan kasus maka terdeteksi sejak awal sekali
ADVERTISEMENT
9. Juga WGS perlu ditingkatkan untuk wanti2 dan deteksi dini kalau ada varian baru, dapat termasuk juga surveilans limbah.