Guru di Korsel Tikam Murid Perempuan Usia 8 Tahun hingga Tewas

11 Februari 2025 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sekolah di Korsel. Foto: Yonhap via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah di Korsel. Foto: Yonhap via Reuters
ADVERTISEMENT
Seorang guru perempuan di Korea Selatan ditangkap setelah menikam seorang murid berusia 8 tahun hingga tewas di sebuah sekolah dasar di Daejeon, Senin (10/2).
ADVERTISEMENT
Insiden ini mengguncang masyarakat dan memicu perdebatan tentang keselamatan di sekolah.
Korban ditemukan dengan luka tusuk di lantai dua gedung sekolah pada pukul 18.00 waktu setempat.
Guru berusia 40-an tahun itu berada di dekatnya, dengan luka yang diduga disebabkan oleh dirinya sendiri, kata polisi.
Korban segera dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Guru tersebut kini dalam perawatan medis dan akan diperiksa lebih lanjut setelah kondisinya stabil.

Cuti karena Depresi, Kembali ke Sekolah 20 Hari Kemudian

Ilustrasi depresi pada perempuan. Foto: Shutterstock
Kantor pendidikan Daejeon mengungkap bahwa guru tersebut mengajukan cuti enam bulan karena depresi pada Desember 2024, tetapi kembali bekerja setelah 20 hari.
Keputusan itu diambil setelah dokter menilai dirinya layak untuk bertugas.
Pihak berwenang memastikan bahwa guru ini tidak memiliki hubungan dengan korban, tapi beberapa hari sebelum kejadian, ia menunjukkan perilaku kekerasan, termasuk mencekik kepala sekolah lain.
ADVERTISEMENT
Dua petugas kantor pendidikan sempat mengunjungi sekolah pada Senin pagi untuk menyelidiki insiden tersebut, tetapi serangan terhadap murid itu terjadi beberapa jam kemudian.
Korban baru dinyatakan hilang setelah sopir bus sekolah lapor bahwa ia tidak muncul di halte untuk dijemput.
Saat itu, pihak sekolah mulai mencari keberadaannya dan menemukan gadis tersebut di dalam gedung.
Polisi masih menyelidiki motif penyerangan dan menunggu hasil pemeriksaan psikologis guru tersebut.

Keamanan Sekolah Dipertanyakan

Ilustrasi penusukan. Foto: khak/Shutterstock
Insiden ini memicu kekhawatiran tentang keselamatan siswa di lingkungan sekolah.
Pada Selasa (11/2), Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan penyelidikan mendalam dan menegaskan bahwa langkah pencegahan harus segera diterapkan.
“Sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak. Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang mengalami penderitaan luar biasa,” kata Choi.
ADVERTISEMENT
Masyarakat setempat mulai meletakkan bunga dan boneka di depan sekolah sebagai bentuk duka. Gerbang sekolah tetap tertutup sementara waktu.
Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan tingkat kejahatan rendah dan pengendalian senjata ketat.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian serangan menggunakan senjata tajam menimbulkan kekhawatiran baru tentang keamanan publik.