Guru Honorer di Banten yang Tinggal di WC Sekolah Mulai Pindah Rumah

17 Juli 2019 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Suasana toilet di SDN Karyabuana 3 saat Nining tinggal. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana toilet di SDN Karyabuana 3 saat Nining tinggal. Foto: kumparan
Nining Suryani (44), guru honorer yang tinggal di toilet SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten, dipindahkan. Nining dipindahkan untuk sementara ke rumah orang tuanya yang tak jauh dari sekolah tempatnya mengajar.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Kecamatan Cigeulis Encep Hadikusuma mengatakan Nining dan keluarganya dipindahkan sembari menunggu proses pembangunan rumah untuk mereka. Nining dan keluarganya akan dibuatkan rumah melalui dana patungan dari sejumlah PNS dan juga PGRI Kabupaten Pandeglang.
Lokasi rumahnya berada di tanah milik orang tua Nining yang juga berada di Kecamatan Cigeulis. "Hari ini, hari pertama kita melakukan pembangunan rumah untuk Ibu Nining," ujar Encep, Rabu (17/7). "Mudah-mudahan dalam seminggu rumahnya sudah selesai dibangun".
Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah Nining, guru honorer yang tinggal di toilet sekolah. Foto: kumparan
Encep mengatakan Nining akan dibuatkan rumah dengan ukuran 6x6 meter. Pembangunan rumah itu dilakukan secara bergotong royong dengan warga sekitar. "Sehingga Nining sudah tidak tinggal di toilet. Kita pindahkan ke rumah orang tuanya sementara waktu ini," ujar Encep.
ADVERTISEMENT
Menurut Encep, total dana hasil patungan untuk membiayai pembangunan rumah Nining sudah bisa dibilang cukup. Dia tidak menyebutkan secara spesifik nominalnya.
"Besar kecilnya kami tidak bisa menyebutkan. Kalau disebutkan, bukan sedekah namanya," ujar dia. "Tapi yang jelas cukup untuk membangun rumah buat Nining".
Pekerja menurunkan besi untuk pembangunan rumah Nining, guru honorer yang tinggal di toilet sekolah. Foto: kumparan
Encep juga mengatakan sejak kisah Nining viral, banyak pihak yang membantu. Mulai dari material bangunan untuk pembangunan rumahnya, bahkan sampai untuk modal usaha suami Nining, Ebi Suhaebi (46). Ebi profesinya hanyalah seorang buruh kebun. Penghasilannya tidak menentu.
Sehari-hari, Ebi mengandalkan honor istrinya yang hanya Rp 350 ribu untuk hidup. Honor itu harus dibagi lagi ke dua anak mereka yang kini duduk di bangku SMP.
ADVERTISEMENT