Guru Muda di Cirebon Dipecat karena Sebut Ridwan Kamil dengan Kata 'Maneh'

15 Maret 2023 14:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
Komentar Sabil di akun Instagram Ridwan Kamil. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Komentar Sabil di akun Instagram Ridwan Kamil. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang guru di Kota Cirebon, Muhammad Sabil (34), dipecat dari sekolah setelah mengomentari unggahan di akun Instagram pribadi Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Dalam komentarnya, Sabil menyebut Ridwan Kamil dengan kata 'maneh'.
ADVERTISEMENT
Maneh, dalam bahasa Sunda, artinya kamu—biasanya diucapkan antar-teman sebaya. Dan kasar bila diucapkan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua.
Perkataan 'maneh' dalam bahasa Sunda itu dinilai tak pantas dan diduga jadi penyebab dirinya diberhentikan sebagai guru. Adapun komentar itu termuat di dalam unggahan Ridwan Kamil ketika sedang menggelar Zoom Meeting dengan sejumlah murid di SMP 3 Tasikmalaya.
Dalam meeting itu, Ridwan Kamil — yang menjadi kader Golkar per Januari 2023 — terlihat mengenakan jas berwarna kuning dan berbincang dengan tiga murid. Lalu, Sabil dengan akun @sabilfadhillah menyematkan komentar yang mempertanyakan kapasitas Ridwan Kamil ketika berbincang dengan tiga murid itu.
"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur Jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???" demikian bunyi dari komentar Sabil.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil dan sejumlah pengikutnya lalu membalas komentar dari Sabil. Sementara itu, dikonfirmasi melalui pesan singkat, Sabil menjelaskan, dirinya mengetahui kata 'maneh' termasuk ke dalam ucapan kasar apabila merujuk pada hierarki bahasa Sunda.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hadiri pelantikan Dirjen Perundang-undangan Kemenkumham yang baru di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Kamis (23/2). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Namun, kata Sabil, dirinya lebih memilih kata "maneh" dibandingkan kata lainnya karena menilai Ridwan Kamil adalah sosok yang bersahabat pada pada pengikutnya di media sosial. Akan tetapi, penilaian itu ternyata keliru.
"Secara sadar saya tahu 'maneh' kasar dalam bahasa Sunda terutama kepada yang lebih tua, tapi 'maneh' kepada baraya mah biasa aja menggunakan diksi 'maneh' ka RK, saya sih berpikir RK mah kan friendly kepada followers-nya," kata dia.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto (kiri) mengenakan Jas Partai Golkar kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) saat pertemuan Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (18/1/2023). Foto: Reno Esnir/Antara Foto
Sabil juga mengaku komentarnya itu dimaksudkan untuk mengkritisi Ridwan Kamil. Sebab, jas berwarna kuning yang dikenakan Ridwan Kamil seakan identik dengan partai politik tertentu. Diketahui, baru-baru ini Ridwan Kamil resmi bergabung dengan Partai Golkar yang identik dengan warna kuning.
ADVERTISEMENT
"Saya juga kritik RK, pakai jas kuning di depan pendidikan," ucap dia.
Adapun setelah menyematkan komentar itu, sambung Sabil, marak pengikut Ridwan Kamil di Instagram yang tak terima dan langsung memberi komentar negatif terhadap Sabil. Tak hanya itu, Ridwan Kamil secara langsung mengirim pesan melalui direct massage sekolah tempatnya mengajar.
"Lalu RK nge-DM IG sekolah aku untuk ngasih peringatan ke aku," kata dia.
Guru SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Muhammad Sabil Fadhilah menunjukkan surat pemecatannya di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (15/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
Akibatnya, Sabil diberhentikan sebagai pengajar DKV di dua sekolah yakni SMK Ponpes Manbaul Ulum dan SMK Telkom. Bahkan, dia mengaku mendapatkan kabar data dirinya sebagai guru di Dapodik bakal dihapus secara permanen sehingga terancam tak dapat mengajar lagi di sekolah mana pun.
"Saya sudah tidak lagi mengajar di lembaga sekolah," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sabil mengaku sempat dikabari oleh bagian operator di sekolah bahwa Kantor Cabang Disdik (KCD) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Pemprov Jabar untuk bertemu dengan maksud memintai keterangan pada dirinya. Namun, hingga sekarang belum ada kabar lebih lanjut dari pihak KCD dan Dinas Pendidikan Pemprov Jabar.
"Saya garis bawahi, sekolah hanya mendapat tekanan dari KCD dan netizen, murni bukan kesalahan sekolah," ungkap dia.